Thursday, June 28, 2007

Pondoku dan Dua Kutub




Islam merupakan Agama yang memiliki idiologi serta perhatian besar terhadap kontribusi dunia pendidikan sebagai landasan perkembangan peradaban dunia, Iqra (Qs: Alaq 1) sebagai wahyu pertama merupakan bukti kongkrit betapa besarnya perhatian Islam terhadap perkembangan peradaban umatnya, kendatipun saat itu Islam lahir di tanah arab yang sedikit sekali mengenal dunia tulis menulis.

Pesatnya perkembangan dunia peradaban merupakan buah dari komoditi pendidikan yang di tanamkan didalamnya, sehingga maju tidaknya sebuah peradaban maysrakat dapat diukur dari besar kecilnya perhatian masyarakat didalamnya terhadap dunia pendidikan, kendatipun demikian menurut Dr Nuqaib Al alatas " pendidikan bukan hanya sekedar menanamkan ilmu sebagaimana dalam ma'na ta'lim dan tarbiah tetapi menanamkan adab yang meliputi talim dan tarbiah yang akan menghasilkan peradaban". Berbagai penelitian pendidikan telah banyak di lakukan sehingga nenghasilkan point-point penting untuk penerapan metode pendidikan, dari metode plato yang mewakili peradaban Yunani hingga saat ini seiring dengan kemajuan pemikiran yang merupakan epigon dari hasil penelitian para saintis pendahulunya.

Berbaghai metode pendidikan telah banyak ditawarkan higga satu sama lain saling berebut pengaruh mewarnai dinamika perkembangan zaman, diantara sekian sistem pindidikan yang kita kenal,dua di antaranya telah berhasil menghantarkan pradigma pendidikan yang lebih maju yaitu sistem tradisional konserpatif serta sistem modern progresif.

Sistem pendidikan tradisional cenderung lebih banyak dipakai oleh dunia timur dengan metode klasik khas atau yang lebih kita kenal turots salafi, sedangkan sistem moderm merupakan hasil revolusi pendidikan hingga menjadi brand pendidikan dunia barat, walaupun tidak ditutup kemunkinan keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, dalam hal ini Arthour Anderson seorang ahli pendidikan barat dalam bukunya the learning revolution mengkrititk sistem tradisional sebagai "sebuah sistem yang telah kadaluarsa dan perlu adanya revolusi pembelajaran" kutipnya, namun lain Anderson lain pula Sayid Qutub, pengarang tafsir fii dzilalil Qur'an ini mematahkan argumen Anderson sebagaimana hasil pennelitianya tahun 1949 di Amerika serikat, dalam buku dari Idiologi ke idiologi menegaskan "sekalipun barat telah berhasil meraih kemajuan pesat dalam sains dan teknologi namun sesungguhnya ia merupkan peradaban rapuh" tegasnya dalam buku tersebut.

Sedangkan pendidikan itu sendiri dalam arti luas merupakan penanaman sebuah peradaban, sehingga eksistensinya tak asing jika barat lebuh cenderung mengusung idiologi modernis matrealis kapitalis.Sekalipun demikian kedua sisten tersebut telah banyak berjasa hingga melahirkan dua peradaban besar yaitu peradaban barat dan timur, adapun Sistem pendidikan Indonesia yang masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan beberapa negara-negara lain, tidaklah luput dari peran serta kedua system diatas, salah satunya adalah pondok pesantren walaupu lebih cenderung menggunakan system tradisional, tanpa memandang sebelah mata pesantren telah banyak mencetak cendikiawan-cendikiawan yang ikut serta memajukan tanah air baik di bidang pendidikan sosial, bahkan, politik dan ekonomi.

Seiring degan perkembangan zaman, pesantren kini mampu mem-beck up dua kutub sistem tersebut menjadi sebuah perpaduan yang layak di perhitungkan, dalam hal ini KH Imam Zarkasyi pendiri PM Darussalam Gontor salah satu tokoh peletak batu pertama lahirnya metode perpaduan ini, sehingga menjadi sebuah pebincangan hangat para ahli pendidikan di Indonesia.

Berbicara Gontor serta sistem pendidikan di dalamnya maka Pon-pes Darussalam Garut yang terletak di Desa Kersamanah yang rindang salah satu pondok alumni Gontor, merupakan epiogon yang senantiasa menjaga serta mengembangkan sistem, metode dan melestarikan tradisi-tradisi pendahulunya.

Bagaikan kacang yang tak lupa kulitnya Darussalam yang mengusung system modern namun tidak serta merta melepaskan sistem tradisionalnya, berupa metode klasik kajian turots atau yang kita kenal istilah Azhar Talaqi. Hal tersebut tak terlepas dari historis berdirinya pesantren Darussalam dari pondok salafi yang kelak mengkaderkan duta-dutanya dalam hal ini KH Ahmad Ghojali M,KH Asep solahuddin M dan KH Cecep Ishaq Asy'ari M, ketiganya sebagai pimpinan pondok hingga menjadi pondok Darussalam yang kita kenal sekarang.

Disadari atau tidak sistem pendididkan yang kita jalankan telah banyak mempengaruhi system pendidikan di Indonesia terbukti dengan data yang saya temukan adanya pradigma baru UU Sisdiknas baru dengan mencantumkan:

1.DEMOKRATISAI DAN DESENTRALISASI PENDIDIKAN a.dewan pendidikan dan komite sekolah (pasal.56/2-3) b. school based managemen / menejemen berbasis sekolah. Pengakuan pemerintah terhadap sistem yang kita jalankan diantanya.
2.TANTANGAN GLOBALISASI a. Akreditasi pend.formal dan non formal (pasal.60/1) b. Ijazah dan sertifikat kompetensi (pasal.61/1-3)
3. KESETARAAN DAN KESEIMBANGAN a. Tidak ada "plat Merah"dan"Plat Kuning", Depdiknas atau Depag (pasal.4/2) Serta hal-hal lain yang tidak tercantum dalam SISDIKNAS contoh: 1. Sistem semesteran yang tyelah diadopsi menjadi sistem pendidikan nasional, 2. Adanya upaya pmerintah dalam menerapkan sistem pendidikan yang menyentuh Pesikomotorik, Apektif dan kognitif peserta didik yang sebetulnya sitem tersebut sudah berjalan sejak pondok berdiri pertama kali.

Dari beberapa keterangan di atas jelaslah besarnya harapan pemerintah terhadap pesantren dalam mengkaderkan generasi muda hingga menjadi duta-duta pengharum bangsa, namun di lain pihak merupakan salah satu kebanggaan dan tantangan bagi kita karna kita merupakan salah satu dari duta-duta tersebut, yang di benak kitalah masa depan umat serta harumnya nama bengsa.
Read more...