Monday, June 29, 2009

Fatwa Dr. Ali Jum'ah terhadap Tradisi Perayaan Maulid Nabi




Tradisi Maulid Nabi yang diadakan secara rutin selama setahun sekali oleh sebgaian besar ummat Islam, seolah tak pernah surut dari perbedaan pandangan dan perdebatan. Sebagian besar ulama telah membolehkan tradisi perayaan kelahiran Nabi tersebut, namun sebagaian Ulama yang lain malah telah terlanjur memvonis Bid’ah terhadap perayaan tradisi tersebut. Lanatas, bagaimana hakikat keberadaan taradisi tersebut menurut hukum dan ijtihad para ulama?

Dalam buku Albayan Al-Qaumii Litashihi Ba’dla Mafahim Dr. Ali Jum’ah yang menjabat sebagai Mufti Mesir saat ini, memberikan pandangan dan fatawa terhadap tradisi perayaan kelahiran Nabi tesebut. Penulis disini mencoba mentaranslit dan menuangkanya dalam bentuk tulisan sederhana, sebagaimana yanag anda baca saat ini.

Tradisi perayaan kelahiran Nabi Muhammad S.A.W merupakan salah satu fasilitas dari Rahmat Ilahi yang maha luas, meruntut pada bukti perkembangan sejarah peradaban umat manusia semenjak kelahiran belaiu. Sebagaimana Alqur’an menggambarkan hal tersebut dalam ayatnya “Rahmatan Lil Alamin”, Ma’na Rahmat yang terkandung dalam ayat ini memiliki kandungan ma’na yang sangat luas; tak terbatas waktu dan zaman.

Ma’na Rahmat disini meliputi pendidikan, penyucian jiwa-jiwa umat manusia, pencerahan dengan berbagai ilmu serta hidayah menuju jalan yang lurus. Sehingga dengan rahmat tersebut manusia mampu menggapai kehidupan bahagia, baik dalam taraf kehidupan materi maupun ma’nawi, tentunya tak hanya dapat dinikmati oleh ummat yang sezaman dengan Beliau melainkan abadi hingga ummat pada akhir zaman kelak “ dan (Juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum bergubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” Q.S: Al-Jum’ah. 03.

Oleh sebab itu, sebagian ulama menganggap tradisi perayaan Maulid Nabi termasuk salah satu amalan utama; karena perayaan Maulid Nabi, secara tidak langsung telah menggambarkan pelakunya akan tertanamnya rasa bahagia serta kecintaannya terhadap Rasul Saw. Sedangkan Kecintaan kita kepada Nabi Saw. sebagaimana yang kita ketahui, merupakan asas dari keimanan. Sebagaiamana telah ditegaskan dalam sebuah hadist Rasulullah pernah bersabda " Demi jiwaku yang ada dalam genggamanya, sesungguhnya tak sempurna iman seseorang hingga ia mecintai diriku lebih dari kecintaanya kepada orang tua dan putranya" (Bukhari dan Muslim). dalam keterangan yang lain " Belumlah sempurna Iman seseorang hingga ia menicntai diriku lebih dari kecintaanya keoada orang tua, anak-anak dan seluruh manusia" (H.R Bukhari)

Dikatakan Ibnu Rajab: " Cinta terhhadap Nabi merupakan salah satu asas serta wasilah keiamanan seseorang untuk menggapai cinta abadi yaitu cinta kepada Allah Swt, sebagaimana Allah sendiri telah menetapkan hal tersebut.

Merupakan satu keharusan bagi setiap muslim Agar cintanya kepada Allah dan Rasulnya melebihi dari rasa cintaanya kepada kerabat, harta, negri serta segala sesuatu yang dimilikinya, sebagaimana Firman Allah (Katakanlah, "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugianya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan kekuasan-Nya." Dan ALlah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang pasik. Suatu saat Umar r.a berkata kepada Rasulullah: Engkau lebih aku cintai darpada segala apapun keculai cintaku pada diriku sndiri, Rasulullah berkata; "Tidak wahai Umar.., akan tetapi hingga cintamu kepadaku melebihi dari cintamu kepada dirimu sendiri", lalu Umar berkata "Demi Allah engkau saat ini lebih aku cintai daripada diriku sendiri" lalu Rasul berkata lagi "sekarang wahai Umar" (H.R. Bukhari).

Memeperingati Maulid Nabi Saw, termasuk salah satu cara mengenang segala kebaikan beliau. Oleh karena itu sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa mengenang segala kebaikan dan sunnah belaiu merupakan anjuran Syar'i yang perlu dan sangat ditekankan. Karena anjuran tersebut tidak lain merupakan pondasi yang mendasari adanya methode uswah hasanah dan sauri tauladan Ummat kepada Nabinya. Sebgaimana Allah S.w.t telah mengutus para Rasulnya, menempatkan derajat disisisNya, kemampuan yang dimilikinya, serta kebiasaan-kebiasaan yang mensifatinya..

Tulisan ini masih berlanjut, perlu rehab dan perbaikan....mohon kritik dan sarnya ..
makazeee..
Read more...

Saturday, June 27, 2009

Lanjutan..Capres II

....lalu sempat berbincang-bincang dengan mereka, menanyakan keluhan-keluhan yang dihadapi para oleh petani tersebut, bahkan SBY sempat memanggil kepala desa setempat karena saat itu petani mengelukan lambatnya penyaluran pupuk dari desa. Ya..walaupun ga sedikit pemimpin yang bisa berlaku kayak gini, tapi bagiku ini cukup berkesan.

Masih bayak sih... sebetulnya kesan-kesan buat pak SBY, diantaranya ketegasan SBY ketika menegur para peserta rapat yang saat itu dihadiri oleh para Mentri dan para bupati, masih ingat kan...?!.

Ada catatan yang mesti aku pahami; walaupun kita,merasa banyak berkesan sama seseorang bukan alasan kita untuk menjadi seorang yang fanatik, bagiku sifat fanatik malah menyebabkan pengidapnya mengidolakan tokoh lalu menutup mata atas segala kekurangan dan kekeliruan yang kita idolakan. Kata-kata ini cukup membentengiku agar tidak masuk perangkap sikap fanatisme berlebihan kepada apa dan siapapun.

Pilpres kian mendekat setiap calon mulai unjik gigi saling klaim, ubar janji baik lewat misi dan visi saat kampanye atau pake iklan yang harganya selangit, tak terkecuali kubu SBY.

Banyak kalangan yang merasa puas atas kinerja kabinet pimpinan SBY ini, namun tak sedikit pula yang menganggap kepemimpinan SBY mengalami kegagalan terutama dalam menjalankan program pemetasan kemiskinan dan pengangguran.

Berikut data yang aku peroleh situs mengenai percapaian pemetsan kemiskinan dan pengangguran dari situs http://pk-sejahtera.us.
“Ketua Bidang Ekuintek DPP PKS Mukaan seminar nasional bertajuk Membela Ekonomi . Shohibul Iman, P.hd, menyatakan dalam pembRakyat di Hotel Bidakarsa Jakarta Selatan, Jum’at (20/4).

Kegagalan pemerintahan SBY-JK menurut Shohibul adalah meningkatnya jumlah penduduk miskin dan meroketnya angka pengangguran.

Masih menurut Shahibul, pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin tercatat sebesar 39,05 juta orang atau 17,75 %, sedang pada tahun 2004 hanya 36,10 juta atau 16,66%. Angka pengangguran pada tahun 2004 sebesar 10,25 juta orang atau 9,86 %, dan pada tahun 2006 telah mencapai 11,1 juta atau 10,4 %.

Pemerintah juga dinilai gagal dalam hal memenuhi target ekonomi. Pencapaian target ekonomi pada tahun 2005 dan 2006 hanya 5,6 % dan 5,5 %, sed dang target yang dipatok pemerintah adalah 6,6% “.

Adanya pasang surut dalam percapaian bidang ekonomi selama SBY-JK selama perisode kepemimpinanya merupakan satu hala yang layak diperhitungkan, paling tidak sebagai gambaran masa depan kepemimpinanya bila lolos nanti, karena rakyat selalu ingin mengharapkan percepatan dan kemajuan melalui bukti konkrit bukan hanya sekedar janji-janji.



Abis waktu...
Bersambung lagiii..lanjut besok..^_^
Read more...

Friday, June 26, 2009

Capres II....

Setelah sekian lama tertunda ujian and ditambah lagi komputer yang minta dibenerin, akhirnya aku coba lagi untuk melanjutkan kembali isi tulisan ini.

Politik itu kotor

Kalo kemarin ngebahas Megawati, kali ini kita beralih ke calon berikutnya, SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) sebgai calon presiden incumbent.
Dimataku SBY adalah sosok seorang presiden yang cukup berwibawa, bukan saja di depan rakyatnya tapi juga menurutku didepan publik internasional.

Kepemimpinan SBY selama kurang lebih dari 4 tahun ini, bagiku cukup menorehkan kesan positif. Kesan pertama buat pak SBY yang merupakan salah satu lulusan AKABRI tahun 1973 ini, dimana saat sejarah mencatat watak kepemimpinan dan leadershipnya yang sudah terlihat semenjak dia duduk di bangku SD dahulu, sempat menimati pendidikan di US, meraih gelar Doktor di IPB sampai saat ketika dia diangkat mejadi Jendral TNI. selanjutnya pernah bertugas sebgai mentri Pertambangan dan Energi serta Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan pada kabinet Persatuan Nasional,priode Gusdur. Lalu, kembali diangkat menjadi mentri Koordinator Politik dan keamanan pada kabinet gotong royong masa presiden Megawati, walaupun saat itu SBY mengundurkan diri karena beberapa sebab, meduduki jabatan persiden setelah memenangkan Pillpres langsung yang pertama kali di Indonesia, dan baru-baru ini SBY masuk daftar 100 tokoh berpengaruh versi majalah Time.

Benar jika ada pepatah yang mengatakan "dirimu saat ini adalah gambaran dirimu di masa yang akan datang", pepatah ini seolah memberikan peta masa depan yang jauh dari ingatan namun wujudnya dapat kita raba pada masa saat ini, selanjutnya pepatah ini memberikan motivasi agar kita selalu bergerak mempercepat diri jauh melangkah kedepan.

Tidak berlebihan jika pepatah ini juga berlaku untuk orang seukuran aku bahkan SBY seklipun...ko aku jadi kesini ya.. heu..artinya sekelas SBY pun tak semudah membalikan telapak tangan untuk menduduki kursi presiden, tapi dia melakukan banyak percepatan diri sehingga ia mampu berprestasi, berkarya dan selalu ditunjuk menjadi pemimpin baik oleh lingkungan terkecilnya hingga ukuran negara bahkan dunia internasional.

Lumayanah...buat referensi ketertarikan aku sama kharismatik pak SBY, walaupun kesan ini bukanlah catatan final bagiku untuk kembali memilih SBY.

Kedua, aku juga sempet terkesan kitika SBY, mampu merangkul setiap kalangan dan ikut berbaur dengan berbagi lapisan masyarakat.

Aku sendiri yang hanya memandang dari sesi dzohirahnya (hal yang nampak) saja, bangga memiliki sikap president yang cukup terbuka, dan mau berbagi dengan rakyat biasa.

Ada suatu kejadian ketika SBY beserta rombongan kepresidenan dalam suatu perjalanan, saat itu rombongan melewati daerah pesawahan di daerah Kab. Bogor, entah karena apa saat itu SBY tanpa ada instruksi protokoler menyempatkan diri untuk rehat dan berheti sejnak menemui para petani yang sedang bekerja di ladang..

Habis waktu..
Bersambung lagi....
Read more...

Monday, June 22, 2009

Demam Capres...

Suatu saat saya bertanya iseng kepada seorang temen, sipa kira-kira calon presiden yang akan dipilihnya…? Berharap menemukan jawaban, eh ternyata dia malah jawab "aku bingung, golput aja kali…?!" ujarnya polos. Aku sendiri walaupun merasa sedikit geli dengan jawabanya, tapi bagiku juga ga terlalu aneh, aku sendiri sampai saat ini masih bingung menentukan pilihan siapa capres yang akan meneruskan perjuangan tanah air kita ini kedepan.

Pemilihan capres-cawapres kali ini hanya diwakili oleh tiga calon saja, setelah sebelumnya banyak para tokoh tanah air yang dimunculkan ke publik untuk ikut meraiamaikan bursa calon presiden RI priode 2009 ke-depan. Dari tiga calon yang ada, barangkali dua diantaranya yang akan membingungkan pemilih. Sedangkan satu diantaranya, dalam posisi aman-alias aman karena tidak masuk dalam KUD (kategori untuk dipilih). sayang sekali yah….

Bagi sebagian mahasiswa, dan aku salah satunya, merasa harus berfikir dua sampai tiga kali jika harus memilih megawati untuk kembali memangku jabatan sebagai presiden RI untuk yang ke-duakalinya.


Selain faktor idealisme, bagi kebanyakan mahasiswa yang masih kental dengan keterbukaan media dan melek berita, megawati memiliki track-record yang kurang baik saat menjabat presiden tempo dahulu, dua diantaranya yang tak akan hilang dari ingtan kita adalah ketika terjualnya salah satu saham BUMN –Indosat ke singapura, kedua RI harus rela kehilangan P. ligitan dan P. spidan yang dicaplok maleysia karena kita dikalahkan maleysia saat sidang di mahkamah internasional. Walaupun entah dimana letak kesalahanya, yang jelas publik telah terlanjur men-judge "tolol" atas kinerja kabinet yang berada di bawah kepemimpinanya saat itu.

Selanjutnya, bagi sebagian kalangan Muslim menganggap bahwa kepemimpian wanita dalam suatu negara merupakan sesuatu yang kurang layak, bukan hanya sebuah rumor melainkan merupakan suatu keterangan yang cukup sakral, hal tersebut karena terdapat dalam Hadist, " tidak akan berbahagia suatu kaum yang dipimpin oleh sorang wanita", demikian kiranya bunyi keterangan hadist tersebut.

Setelah tiga tahun menjabat sebagai seorang presiden menggantikan posisi Gusdur setelah diberhentikan tap MPR saat itu, megawati kembali mencalonkan diri sebagai capres dalam pemilu tahun 2003, Megawati merangkul Haysim Muzaddi tokoh NU yang belakangan terpilih menjadi ketua PBNU sebagi cawapres-nya, tentunya dengan harapan Mega mampu meraih simpati warga NU sebgai kendaraan masa politiknya saat itu.

Sayangnya harapan itu tak berbuah, alasanya cukup dimengerti, selain faktor di atas, mungkin juga karena warga NU tidak sesederhana “sumun dawuh” yang kita mengerti, apalagi untuk memilih megawati hanya karena ada hasyim Muzadi, wong mereka juga punya basic agama. Ditambah lagi kharismatik Gusdur yang masih cukup tinggi di mata Nahdiyyin saat itu, istilahnya kalau gusdur bilang kiri, bisa jadi Nahdiyyin ikut ke kiri. nah hubunganya dengan kegagalan megawati saat itu, walaupun hanya berbentuk hipotesa politik, bisa jadi salah satunya karena Gusdur masih sakit hati gara-gara diturunin secara paksa oleh MPR dan digantikan Megawati dengan seketika, lalu saat itu juiga menganjurkan wargan”nya” untuk tidak memilih Mega.

bersambung...
karena masih berat ujian dan PC-nya masih ngadat, lanjutanya masih tertundaw..
Read more...