Thursday, April 29, 2010

Bedah Buku افعا ل الإنسان بين الجبر والاختيار

Prolog

Tak diragukan, meyakini adanya Qadha' dan qadar sebagai rukun iman adalah kewajiban. Baik secara tekstual (Al-qur'an dan Hadits) maupun kontekstual dengan keridhaan dan ketetapan hati dalam menjalaninya. Namun secara substantif pemahamanya, sub iman ini mengalami bahasan yang cukup rumit utamanya ketika seseorang mencoba untuk merasionalkanya hingga meng-korelasikanya antara perencanaan Tuhan dengan manusia beseerta akal dan kerja kerasnya sebelum ia benar-benar memahaminya.

Semabagaimana kita ketahui, Qada dan Qadar merupakan salah satu rukum iman yang wajib kita yakini—, hak providensil Tuhan yang tak bisa seorangpun ikut campur dalam menentukanya. Keberadaanya adalah misteri sebelum benar-benar ia terjadi. Mayakini akan kehadirnaya merupakan ikatan kesadaran bahwa ada kekuasaan Tuhan atas makhluknya—, bahwa masadepan manusia tidaklah transenden dalam menentukan pilihanya melainkan Tuhan sendiri telah memberikan hak perogratif sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri untuk mewujudkanya. Innallaha la yughayiru maa bi qaumin

Walaupun demikian tak sedikit yang malah menyalah artikan kemisterianya, entah itu karena keputusasaan yang menggrogoti iman seseorang sehingga memvonis Tuhan tidak adil atas sebagian ketetapanya, atau seseorang yang menganggap bahwa akal adalah akar dari segalanya.

Hingga adapula yang berani benar-benar menampikanya. Menganggap keyakinan kepada qada' telah menghalangi produktivitas akal serta kerja keras mereka dalam menentukan nasib manusia di dunia serta kekhawatiran mendidik manusia bersifat reseftif berlebih, sehingga, pasrah pada waktu yang menentukan, atau sebaliknya, terlalu bergantung pada kemampuan sendiri sehingga timbulah manusia-manusia imanen yang jauh dari nilai-niai ketuhanan, materialis.

Dalam Islam sendiri, baik secara tekstual Al-qur'a dan Hadits ataupun ketetapn zumhur, Qadha dan qadar termasuk rukun iman yang wajib diyakni. Walaupun secara methode pemahamanya, rukun iman yang ke-5 ini telah mengalami beberapa peredebatan cukup pelik, bahkan diantaranya Jabariyah, Qadariyah, Syi'ah, Dzohiriyah atau Mu'tazilah telah menjadi pioner madzhab tersendiri dalam menentukan sikap ganjilnya terhadap rukun iman yang ke lima ini.

Hal ini menunjukan bahwa permasalahan tersebut bukan hanya terjadi di zaman sekarang saja, melainkan repetisi dari pemahaman sebelumnya. Bahkan disaat zaman (Tabi'in) dimana pemahaman para ulama tak lagi diragukan, karena masih banyak berpegang teguh pada orisinalitas ajaran Islam karena kedekatan mereka pada zaman Rasul dan para sahabat, akan tetapi permasalahan tersebut jutsru sudah hadir terlebih dahulu ditengah-tengah mereka.

Awal mula perbedaan pendapat dalam iman qada' dan qadar timbul pertama kali pada masa Umar bin abdul aziz, pada abad pertama hijriah. Diantaranaya kemunculan Madzhab Qadariyah dengan presepsinya bahwa Af'alul 'Ibad tidak diciptakan secara azali dalam arti kata tidak tertulis di Lauh mahfudz—. Menganggap bahwa manusia menciptakan af'al-nya sendiri secara transenden tanpa campur tangan Tuhan, baik secara qada' dan qadar maupun atas pengetahuan Allah atas maha ilmunya.

"Bagaimana Allah menciptakan keburukan sedangkan Ia melarang dan mengharamkanya sendiri?!, atau bagaimna Allah menciptakan Af'alul 'Ibad sedangkan Ia sendiri yang memvonisnya?!" demikian diantara alasan yang seringkali dilontarkan mendasari alasan mereka tentang penolakannya terhadap qada'dan qadar Allah.

Pembahasan Buku

Berikut ini penulis mencoba mepersentasikan sebuah buku kecil, sebuah buku yang mengupas permasalahan qadha dan qadar Allah, dengan disajikan secara singkat namun cukup padat dan berisi.

Buku dengan judul besar افعا ل الإنسان بين الجبر والاختيار dicetak dengan bentuk sederhana, dengan desgn mungil sehingga dapat dinikmati secara santai serta memungkinkan para pembacanya untuk menentengnya kemana saja.

Buku minimalis dengan cover berwarna biru terang tersebut diakarang oleh sorang ulama kontemporer bernama DR. Abdullah Nasih Ulwan, dan dicetak maktabah kenamaan cairo, Dar- el Salam, buku ini telah dicetak sebayak dua kali, edisi ke-2 dicetak pada tahun 2005.


Beberapa Keterangan Tentang Tadir.

Sebelum membahas buku yang akan saya persentasikan secara lebih jauh, berikut ini saya lampirkan beberapa keterangan mengenai bahasan taqdir yang saya kutip dari rubrik Akidah, Majalah Islam ar-risalah No. 96/Vol. VIII/12 Jumadal Akhir - Rajab 1430 H / Juni 2009 sebagaimana berikut ini:

"Takdir itu malam yang jangan kau lalui. Takdir itu lautan yang jangan kau selami. Takdir itu gunung yang jangan kau daki." Inilah jawaban khalifah Ali bin Abu Thalib radhiallahu 'anhu, saat seseorang bertanya kepadanya tentang takdir. Jawaban sang khalifah untuk orang yang menanyainya itu bukan berarti tidak boleh membahasnya sama sekali, tetapi lebih menggambarkan betapa bahasan takdir adalah bahasan yang mesti dipahami dengan seksama dan hati-hati. Orang yang melalui malam gulita, menyelami lautan yang dalam, dan mendaki gunung yang terjal haruslah berhati-hati jika tidak ingin celaka. demikian pula dengan membahas takdir.

Ada bagian tertentu dari bahasan takdir yang mesti dipahami, diyakini dan dipertahankan keberadaannya di dalam hati. Batas minimalnya yaitu keyakinan bahwa apapun yang luput dari seorang hamba memang bukan menjadi bagiannya dan apapun yang menimpanya bukanlah sesuatu yang salah sasaran sehingga mengenainya.

Sebuah hadits diriwayatkan oleh Au Dawud dan Ibnu Majah yang dinyatakan shahih oleh Syekh Muhammad Nashiruddin al-Albany. Hadits itu diriwayatkan dari Abdullah bin Fairuz atau yang dikenal dengan Ibnu ad-Daylamiy. Dia bertutur, "Aku menemui Ubay bin Ka'ab. Aku mengadu kepadanya, 'Ada sesuatu tentang takdir yang mengganjal hatiku. Beritahu aku tentang sesuatu, kiranya Allah akan menyirnakan ganjalan itu dari hatiku.' Ubay menjawab, 'Seandainya Allah mengazab seluruh penghuni langit dan bumi-Nya ini, sesungguhnya Dia mengazab mereka bukan lantaran Dia menzalimi mereka. Dan seandainya Dia merahmati mereka, sesungguhnya rahmat-Nya itu lebih baik dari amal-amal mereka. Seandainya kamu menginfakkan emas sebesar gunung Uhud di jalan Allah, sesungguhnya Allah tidak akan menerimanya sehingga kamu beriman kepada takdir dan mengerti bahwa apapun yang luput darimu memang bukan sesuatu yang menjadi bagianmu dan apapun yang menimpamu bukanlah sesuatu yang salah sasaran sehingga mengenaimu. Seandainya kamu mau tidak dengan menyakini hal itu, kamu pasti masuk neraka.' Kemudian aku menemui 'Abdullah bin Mas'ud. Dia memberikan jawaban yang sama. lalu aku menemui Hudzaifah bin Yaman, Dia pun memberikan jawaban yang sama. Setelah itu aku menemui Zaid bin Tsabit. Dia malah menyampaikan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang semisal dengan ucapan Ubay."

Sebuah hadits lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari walid bin 'Ubadah, katanya, "Saya menemui 'Ubadah saat dia sakit keras. 'Ayah,' kataku, 'Berwasiatlah kepadaku dengan wasiat yang paling berharga.' Beliau berkata, 'Dudukkanlah aku!' Kemudian beliau berkata, 'Anakku, sesungguhnya kamu tidak akan pernah merasakan nikmatnya iman dan tidak akan sampai kepada hakikat ilmu tentang Allah Tabaraka wa Ta'ala dengan sebenar-benarnya sehingga kamu beriman kepada takdir, yang baik dan yang buruk.' 'Wahai Ayah, bagaimana aku harus mengetahui takdir yang baik dan yang buruk?' tanyaku. Beliau menjawab, 'Hendaknya kamu mengerti bahwa apapun yang luput darimu memang bukan sesuatu yang menjadi bagianmu dan apapun yang menimpamu bukanlah sesuatu yang salah sasaran sehingga mengenaimu. Anakku sungguh aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Benda pertama yang diciptakan oleh Allah Tabaraka wa Ta'ala adalah Pena, kemudian Dia berfirman, 'Tulislah!' Maka Pena pun menulis segala yang akan terjadi sampai hari Kiamat.' Wahai Anakku, jika kamu mati sedangkan kamu tidak meyakini hal itu, kamu akan masuk neraka.'."

Jika seseorang meyakini bahwa segala yang luput dari dirinya memang bukan bagiannya dan bahwa segala yang menimpanya memang itulah bagiannya, baik itu berupa kebaikan maupun keburukan, niscaya orang itu akan memiliki hati yang tegar. Lebih tegar dan kokoh daripada besi ataupun batu karang.

Sungguh, ketegaran seperti itu telah dimiliki oleh orang-orang Jahiliyah sebelum Islam datang. Kata Ibnu Taimiyah, "Jika ditimpa musibah, orang-orang Jahiliyah biasa menghibur diri mereka bahwa itu adalah qadha' dan takdir. Demikian pla dengan orang-orang musyrik Mekah. Mereka pun menghibur diri mereka bahwa itu adalah qadha' dan takdir."

Salah seorang ulama salaf berkata, "Barangsiapa yang tidak beriman kepada qadha' dan takdir maka dia tidak akan dapat hidup tenteram dan tidak akan pernah merasakan lezat dan nikmatnya kehidupan."

Jika seseorang meyakini bahwa segala kebaikan maupun bencana yang menimpanya sudah tertulis di Lauh Mahfuzh jauh sebelum langit dan bumi diciptakan, dan bahwa di balik itu semua ada hikmah Allah yang dalam, niscaya dia akan menjelma sebagai manusia yang kokoh dan tegar. Sekokoh besi setegar batu karang.

Sesungguhnya musibah atau segala kesulitan yang diujikan oleh Allah terhadap seorang hamba adalah untuk kebaikan si hamba itu sendiri. Sebab dengan musibah atau ujian itu, derajat keimanan seseorang akan ditinggikan oleh Allah atau dosa-dosanya akan dihapuskan. Mesjipun jika orang itu tidak ridha dan tidak bersabar, musibah dan ujian dapat menambah lemah iman dan memperpanjang daftar dosa yang dilakukannya. Allah Ta'ala telah menyatakan bahwa Dia tidak akan membebani hamba-hamba-Nya dengan beban yang melebihi ambang batas kekuatan mereka. memang hanya orang beriman dan kayyis (cerdas) saja yang bisa menyikapi musibah sehingga menjadi suatu kebaikan. Orang yang tidak cerdas akan menjadikan satu musibah menjadi dua musibah.

Pembahasan Buku

Secara umum, methode penulisan disajikan dengan tema tanya-jawab sehingga cukup memudahkan pemahaman bagi para pembacanya.

Bahasan dalam buku ini terdiri dari dari 10 bab dengan 9 judul besar. Mula-mula diawali dengan muqaddimah pada Bab pertama. Bab Kedua tentang hakikat insan, gerakan, dan prilakunya hingga bab ke-8 tentang sebab-sebab turunya Hidayah, dan diakhiri dengan daftar isi pada bab ke-sembilan.

Ada satu pertanyaan menarik, yang mungkin hampir semua orang pernah terdetik dalam benaknya;

1. mengapa orang kafir (yang jelas-jelas tidak beriman) mampu menguasai/selalu diidentikan dengan perkara duniawi, sebaliknya, orang mu’min yang beriman kepada Allah tidak banyak yang dapat melakukanya ?

Jawaban:

Harus kita bedakan antara perkara duniawi dengan perkara at-Taklifiyat As-Syar’iah yang dibebankan Allah kepada setiap makhluknya.

a. Untuk perkara dunia, Allah memeberikan hak yang sama baik kepada orang Mu’min maupun kafir. Dalam arti kata Allah memberikan porsi yang sama bagi keduanya, yaitu manakala mereka bersungguh-sungguh dan bekerja keras dalam mendapatkanya.
“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan di dunia dan tidak tidak ada suatu bagianpun di akhirat.” (Q.S. Asy-syûrâ: 20)

b. Sedangkan untuk perkara At-Taklifiyaat Asy-Syar’iah, Allah hanya mengkhususkanya bagi orang mu’min saja. Bahkan jika seorang mu’min benar-benar menjalankan At-Taklifiyah Asy-Syar’iah secara kaffah, niscaya manusia denganya dapat memperoleh keselamatan dunia dan akhiratnya. Sehingga seorang mu’min mampu bersabar atas bala yang didera, tersenyum atas segala cobaan, dan bersikap lapang serta ridha terhadap apapun yang dihadapinya, dengan sikap itu, manusia kemudian memperoleh ampunan atas segala dosa-dosanyam, memperoleh derajat yang tinggi dan ditempatkan disisi Allah yang mulya.
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innâ lillâhi wa Innaâ ilaihi raji’ûn. Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S. Al-baqarah:155-157 )

Kekurangan Buku

Pada dasarnya buku ini merupakan buku bacaan sederhana, tidak menjadi buku rujukan, sebagaiaman kitab-kitab rujukan lain yang seringkali dijadikan referensi dan sandaran dalam pembahasan qada dan qadar Allah.
Untuk itu, dari segi methode penulisan, buku ini tidaklah cukup disebut sebagai penulisan karya ilmiah. Disamping tidak disertai daftar pustaka dan referensi mencukupi, keculai beberapa yat-ayat alqur’an saja, buku ini juga tidak dilengkapi biografi penulis.
Walaupun demikian, sebagaiamana telah dijelaskan diatas, buku ini cukup memberikan penjelasan yang cukup singkat namun padat. Disajikan dengan cukup menarik, meliputi pertanyaan dan jawaban yang disertai dalil-dalil serta adanya keahlian ilmu kalam yang dikuasai penulis, sehingga penyajian bahasan agaknya akan mengajak pembaca bukan sekdar menikmati tetapi juga berpikir dan merenungkan isi bahasan. Bahkan, agar lebih mudah dipahami penulis nampaknya sengaja menuliskan beberapa contoh real dalam kehidupan sehari-hari yang seringkali terjadi berkaitan dengan pembahasan yang dimaksud.

Epilog

Bayak sekali pembahasan buku yang saya persentasikan kali ini yang luput saya cantumkan dalam makalah ini, unutuk ini saya menyarankan agar peserta diskusi untuk dapat memilikinya, bukan saja kara mura hargnya sehingga dapat mudah dijangkau, akan tetapi lebih kepada manfa’at yang terkandng di dalamnya.

Wallâhu a’lam bii as-Showâb
Read more...

Sunday, April 25, 2010

Cinta & Kerinduan

Kenapa rasa cinta begitu menyiksa.....?
Kenapa rasa rindu selalu mengusik, menghujam dan menusuk.....?

Cinta..oh cinta...

Ternyata banyak hal yang aku sendiri tak banyak tau tentang arti cinta.....
Cinta palsu atau cinta sejati.....
cinta biasa atau cinta yang sempurna....


Oh cinta...

Cintakah yang membahagiakanku, menguatkanku, melemahkan aku, menakutiku bahkan menggilakan aku....?

Cinta....
Jika engkau adalah cahaya, maka sinarilah hatiku, maka sinarilah kegelapanku.
Jika engkau air, maka hadirlah saat aku dalam dahaga, maka suburlakanlah setiap ketandusan.
Dan Jika engkau mutiara, maka tunjukan samudra manakah yang harus ku selami.

Cinta...
Dan, tak selayaknya aku mengotori arti sucimu dengan kekasaran dan fitnahan-fitnahanku...

Dimanapun engkau dan kapanpun berada wahai engkau Cinta....
Engkau tentu bukanlah biang yang menyakitkan, yang menjijikan, yang melemahkan dan sederet kata keburukan lainya.....

Cinta....
Memang engkau banyak dipuja-puji.....
dinanti-nanti.....
dicari-cari...
Sampai mati...

Tapi sadarkah engkau cinta....
Banyak pula engkau dicaci dan dimaki
Banyak orang yang setiap hari mengeluh karenamu
Banyak orang yang mabuk tak tentu arah karenamu
Bahkan orang rela menyakiti dirinya sendiri karenamu.....


katanya engkau kekuatan..?!
Katanya engkau keikhlasan..?!
Katanya engkau cahaya..?!
katanya engkau keindahan...?!


Wahai Maha Pemilik cinta......
Ternyata memang hanya Engkau satu-satunya pemilik cinta sejati, pemilik cinta abadi, yang percikan cintanya tak seorangpun pernah tersakiti.

Wahai Pemilik cinta...
Engkau yang tak pernah berhenti mengabdi kepadaku, bahkan ketika aku lalai mengabdi kepadaMu

Engkau yang menutupi setiap aib-aibku, bahkan ketika aku berbangga diri dan mengumbar sendiri aib-aibku.

Engkau yang perintahkan aku selalu meminta kepadaMu, bahkan disaat orang-orang enggan ketika dipintai hak-hak dan kewajibanya.

Dengan cintaku aku dekatkan diri kepadaMu, lalu Engkaupun cintai aku dan dekati aku lebih dekat dari nyawaku sendiri.

Wahai pemilik cinta....

Berilah kekuatan CintaMu.

Hingga hatiku tetap sama,
ketika mamandang kilauan emas atau kelamnya batu.
ketika memandang istana atau gubuk sederhana.
Ketika memandang bidadari atau perempuan biasa

Hingga hatiku tetap SATU

Ketika terang atau gelap-gulita
Ketika dupuji atau dicacimaki
Ketika sendiri atau dalam keramaian
Ketika air berlimpah atau kering dan bertandus

Seandainya kau segera tunjukan keindahan taman-tamanMu, kemolekan bidadari-bidadarimu, kesejukan alam kekalMu. Niscaya Keindahan dunia, menariknya wanita dan menggodanya wanita. Tak lagi aku hiraukan mereka, tak lagi berarti, dan tak lagi menyilaukan mata hati.....

Seandainya segera kau tunujakn panasnya alam kekalMu, bengisnya mlaikat-malaikatMu. Niscaya tak lagi aku mengeluh dengan panasnya waktu zduhur, terlena nikmatnya tidur pertengahan malam-malamMu, dan tak sudi lagi aku berbagga diri, atau pongah dengan kelebihanku-kelbihanku.

Tapi aku sadar, aku hanya manusia biasa, dan seandainya misteri-misteri itu terjadi sebelum waktunya, buat apa ada syaithan, buat apa ada usaha, karena semua tentu dengan akan mudah tunduk kepadaMu. Dan bisa jadi malaikat-malikatMu akan kebingungan membedakan hamba pilihan, hamba biasa, dan hamba gila.

Dan, aku sadar makin Makin lama nulis ko semakin ngawur yach..? he..he..


Tapi yang jelas.....

Mungkin inginku begini....

Wahai pemilik cinta.....
Izinkanlah aku mereguk cawan cintaMu sedalam-dalamnya, seluas-luasnya.

Tapi kemudian, ingin segera aku titipkan kembali, ku kembalikan kembali....
Cinta-cinta yang berhamburan, diantara cinta-cinta yang palsu, diantara cinta-cinta yang membebaniku, diantara cinta-cinta yang menjuhkanku dari cintaMu.

Tapi.... biarkanlah dahulu aku selalu merasa kekurangan dengan makna dan arti cintaMu, agar aku selalu berusaha membukanya, mencarinya dan menyusunnya perlahan.
Lalu memperbaikinya kembali, merapihkanya kembali, dan selalu memperbaharuinya kembali, di setiap detik, jam, hari, tahun demi tahunku menuju janji-janji Mu
Read more...

Saturday, April 24, 2010

Nadi Salab.

Setiap ada pertanyaan, olahraga apa yang paling kamu sukai? tanpa berpikir panjang *karena akan kelamaan* pasti gw bilang, bola....!!!!, dan seluruh duniapun menyahut tanda setuju "oloh-oloh....*

Brader......, waktu itu KPMJB ngadain futsal persahabatan antara Dp dengan Tim Siliwangi, di nadi Salab Zahro. Acara dimulai semenjak jam 8 pagi, ok.


Nah, karena banyak banget yang dateng......*asal tau sendiri yaa..... kalo kegiatan yang ada bolanya......yang dateng pasti ribuan* 'itupun kalo dihitung sama rambut2nya' ckckc..., akhirnya tim bola dibagi 4 tim, selain DP dan Siliwangi juga ada tim serabutan alias tim warga.

Termasuk gw yang so imut dan (g pake 'so')ganteng, dateng ke lapangan dengan celana sontog, kaus belang2 kayak zebra, sepatu putih dari Attabah (yang ini promosi) huahua.

Kucruk...kucruk.. dateng dengan gaya, kayak pemain bola dunia dan akhirat *lhoo ko?!*

Anyway permainan berjalan dengan lancar....satu sama lain saling serang, saling bertahan dan saling bacok...wakwkwk emang lagi twuran jang... saling bacok....?!

Putaran pertama tim gw kalah tipis 1-0 dari tim siliwangi....gw yang waktu itu main sebagai stiker "tempelan", tidak terlalu bisa walakaya, sebab seacra fisik gw lelah berat, akibat pertempuran kemarin siang di Nadi Madrasah sama anak2 Pakeis.

Ketika putaran kedua, baru gw bisa mengungguli...menang 1-0, hore..!!!!

Cuma masalah besar dan sial bagsaaaattttttt.....*banget* maksudnya...ah! Pas putaran terakhir.....gw sebagai stiker handal.....kesenter bola aanjrooott..!! dengan sangad dobit alias dobthon.... bola yang diperebutkan gw sama Agus, akhirnya berputar-putar dengan kecepatan 1 kilo perjam dan dengan sangat teladan sang bola bertengger di mata sebelah kanan gw.....

ougrhhhhh, sakitnya agan...~!!!!!!

Kalo gi ga banyak orang mungkin gw udah nangis lolongseran di lapangan kayak anak kecil umur 4 tahunan pengen dibeliin mobil Mercy. haik..haik *kucing mau muntah*

Kesan pertama waktu gw kesenter bola......adalah sedih, sebagai bukti, mata gw ngeluarin air mata...hiks..hiks!!

Asli gw sedih banget....karena, waktu itu mata gw bener2 ga bisa liat...semua putih melempem, pandangan gw bener2 kabur...., pikiran gw udah kemana2 waktu tu,..
jangan2....gw buta...jangan2 ini rahasia di balik futsal...jangan2 ini akibat nonton filmnya Jupe, jangan2..jangan be'ol di jalanan!!! wkwkwkw.

Asli...gw merasa mungkin gw kurang bersyukur, mungkin Allah menyuruh gw untuk tobat dan selalu ingat atas segala nikmat2nya, terutama nikmat mata...semua perasaan itu datang menyelimuti seluruh isi hati dan luubuk hati gw yang paling dalem...dalem banget....hachimm *gw bersin*

Benar apa kata orang....kita akan sangat merasa dekat dan sangat bersyukur saat kita sedang kehilangan. Benar...kadang kita kurang menyadari betapa besar nikmat mata berupa pandangan yang Allah berikan kepada kita. sadar2 ketika sedang sakit mata, MasyaAllah.....

Samapi gw menulis diary ini, mata gw masih sering sakit2an, terutama ketika melihat sinar secara langsung...mungkin gw kena iritasi cukup parah...tapi alhamdulillah gw udah sempet berobat...cuma dokter ga sempet periksa, dia cuma ngasih gw obat mata. Mudah2an kedepanaya gw bisa sembuh total seperti biasa...amiiin.

Pesan moral: "jangan sampai cium cium bola pakai mata ketika futsal berjalan" berbahaya...!!!!
Read more...

Friday, April 23, 2010

Sersan

Kenapa harus santai.....?!
Kenapa harus rilex.....?!

Kata santai atau rilex, mestinya selalu akrab dalam setiap ingatan kita, atau paling tidak, menjadi sikap pilihan saat kita menghadapi sebuah permasalahan. Santai atau rilex bukan berarti kita menunda-nunda pekerjaan, cuex bebek, acuh atau sejumlah konotasi lain yang disematkan pada dua kata ini . Kenapa demikian?! Karena menurutku kata santai dan rilex juga bisa dikonotasikan pada hal negatif. Misalnya; “udah deket ujian, ko masih bisa santai-santai??! ”


Seringkali istilah sersan (serius tapi santai) terdengar dalam berbagai acara. Biasanya istilah ini diucapkan seorang pemimpin kepada para anggotanya, sebelum atau saat sedang dimulainya acara. Baik itu di pelatihan, orientasi atau bahkan ketika pelajaran di sekolahan berlangsung.

Sikap santai dan rilex erat kaitanya dengan kondisi psikologi sesorang. Terutama penguasaan emosi dan kejiwaan.

Saya pernah mengalami beberapa kejadian menarik tentang pentingnya sikap santai dan rilex dalam arti positif tentunya, okey..Mudah-mudahan menjadi buah pelajaran.

Seorang teman pernah menceritakan kejadian mengharukan tentang seorang teman SMAnya yang tiba-tiba meninggal selepas mengikuti olimpiade matematika. Menurutnya, sekitar sebulan sebelum dimulainya olimpiade, dia berjuang keras mempersiapkan materi olimpiade yang akan diujikan. Adanya keinginan yang kuat serta ambisi yang besar untuk memenagkan ujian, membuatnya belajar mati-matian. Bahkan saking keasyikannya belajar, seringkali waktu tidur dan makanpun terabaikan.

Diakhir penantian, saat olimpiade akan dimulai sore hari, tepat pada paginya dia merasakan gejala-gejala aneh yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan, seperti mata kuang-kunang, pusing kepala, dan letih yang sangat. Sempat dia bertanya kepada teman-tamanya, “ko mataku kunang-kunang…?”. Kahwatir dengan kondisi fisiknya yang kurang vit, baik guru maupun teman-temanya menyarankan agar dia merelakan untuk tidak ikut olimpiade.

Walaupun dengan keadan kurang vit, anjuran tersebut tak lagi dihiraukanya. Menurtnya, bagaimana mungkin perjuangan selama satu bulan harus dia siasakan dalam waktu bebrapa jam saja?!.

Seusai mengikuti olimpiade, pusing dikepalanya serta mata kunang-kunangnnya semakin parah, bahkan kata-katanyapun mulai tak lagi terkontrol. Lalu dia tertudur, dan didalam tidurnya di menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Setelah diteliti, ternyata ketidakrilexan-nya telah membuat semacam paksaan terhadap saraf-saraf otak untuk bekerja non stop, sehingga saraf-saraf itu putus dan menyebabkan kematian. Inalillahi....


so, to be SERSAN (serius tapi santai).....:)) ok..
Read more...

Tuesday, April 20, 2010

Prosma

Berawal dari Prosma. Dulu kita sempat ingin menghapuskan materi Catar (catatan harian), karena menurtku catar itu ga penting2 amat. Nulis catar ga usah ada aturan baku, itu terserah mood orang *menurutku waktu itu* lagian pematerinya udah balik duluan ke indonesia, dan itu diamini oleh sodara saya Ayok. Iyakan Yok..?! he..

Tapi ternyata Mbak Desi, merubah anggapan itu. Menurutnya, banyak penulis handal yang berangkat dari Catar. Sebut saja diantaranya Franklin *klo ga salah tulis* seorang penulis terkenal dari belanda yang menuliskan diarynya saat dia dikejar-kejar tentara Nazi ketika PD ke-II, atau Andrea Hirata, Raditya Dika dsb, dsb.

Singkat kata, catar itu penting. Tapi siapa yang mau ngisi, “kita ga punya pemateri” kata saya dan Ayok sambil ngelirik dan ngerayu mbak Desi. Karena merasa tertodong *mungkin sich… :D* mbak Desi kemudian tak bisa menolak rayuan Ayok, lalu pasrah menerima kesediaan dari Prosma untuk jadi pemateri Catar. Hore…!!!

Nutrisi2 kepenulisanan Mbak Desi saat materi catar sangat inspiratif, bahkan mampu merubah tanggapan umum kita tentang apa itu urgensi catar. Sebagai bukti, 2-3 hari setelah selesainya materi tersebut, ada beberapa anggota prosma yang nyata2 dia anti banget sama catar/diary, kemudian tiba2 mentag tulisan diarynya ke FB-ku.

Dengan bentuk pengalaman biasa/umum-umum saja, tetapi disajikan dengan gaya penulisan menarik, naratif, deskriptif, kadang eksotik juga kali ya…*padahal sya belum tau apa arti eksotik* heuheu.. dan juga bagaimana seorang penulis bersikap jujur terhadap apa yang dialaminya lalu menuangkanya dalam bentuk tulisan. Keurenn…!

Dari sini saya beranggapan, wah..mbak Desi berhasil, mana mungkin seorang yang anti diary dengan anggapan *melankolis, ke pink2an, terlalu mendamatisir keadaan delele) lalu tiba2 menuliskan diarynya dengan cukup baik layaknya orang yang terbiasa nulis diary. Wah terimakasih mbak Des…

Oh iya, karena Prsoma udah selesai, saya ingin berterima kasih kepada semua
temen-temen Prosma, utmanya kepada para Pemateri (Mbak Desi Hanara, Keh Kadarisman, Mang Rashid Satari, Mang Teguh Hudaya, Ust Syukur,) atas pengorbanan waktu serta aktivitasnya, terimaksih banyak mudah2an ilmu2nya bermanfaat. Juga Ayok *Prosma tanpa ayok kayaknya ga bakal jalan dech.., makasih Yok* Juga sahabat2 Prosma semua yang sudah mengikuti sejak awal hingga akhir, atau yang berhalangan. Terimakasih. Terimakasih juga buat DP KPMJB, DP Fosgama dan Pasangrahan atas segala bantuan, mulai tempat, pendanaan, waktu yang terganggu, semuanya pokoknya.

Tak lupa, saya secara pribadi, dan Manggala-Prosma sebagai pihak penyelenggara, memohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan. Semoga kita selalu tetap menjalin silaturrahim, dan senoga kita tetap terus berkarya amiiin….:d
Read more...