Sunday, November 29, 2009

Refleksi Perjalanan


Aku adalah bagian dari komunitas, dan komunitas adalah bagian dari hidupku. Tanpa komunitas mungkin aku bukanlah aku yang saat ini—begitu juga tanpa aku, komunitas akan kehilangan keragamanya, walaupun pada titik nadzirnya keberadaanku hanya titik dalam ribuan paragraf tulisan. Tapi aku yakin “aku dapat mencintai komunitas, sebagaimana aku mencintai diriku sendiri”.

Sebagaiamana saat-saat kita kehilangan seseorang, tentu sakit rasanya bukan? Apalagi jika kita ditinggalkan oleh skala komunitas yang terdiri dari ragam dan sifat individu. Perpisahan kadang lebih berat daripada pertemuan, apalagi soal hak dan kewajiban. Jika hak boleh dipinta, kenapa tidak kewajiban dahulu yang ditunaikan.


Bagiku, indahnya kebersamaan adalah saat-saat kita ikhlas menjalani setiap peristiwa dalam suka maupun duka. Tertawa, menangis, melangkah, berlari, saling mengingatkan, beban, riang, sepi, ramai,... kita alami bersama, hingga akhirnya mengguratkan kepuasan dan tak lama kemudian menjadi buah kebahgiaan, lalu kita sadar, menganggap semua adalah bumbu-bumbu kehidupan.

Perbedaan adalah anugrah, tapi tak jarang juga malah menjadi sumber friksi dan perpecahan, tentunya bila kita kurang peduli, kurang pandai menyadari bahwa perbedaan itu adalah kekayaan, lantas malah lelah terkecoh oleh perbedaan sendiri. Jika demikian perbedaan malah akan berlari, berputar-putar bak bola salju, tak jarang membuat gaduh lalu hancur berantakan saat menghantam pepohonan atau masuk jurang sekalian. Kenapa tidak dihias, dibuat dua bulatan, yang satu besar lainya kecil lalu ditumpuk seperti boneka Natal di daratan Eropa saat musim salju tiba, Indah bukan?! Lantas, selagi masih banyak persamaan kenapa perbedaan harus selalu ditonjolkan.

Sekali lagi aku tegaskan, aku adalah bagian dari komunitas dan begitupula sebaliknya. Maka dari pernyataan itu akupun dengan bangga meyakinkan bahwa aku adalah bagian dari KPMJB. Dari dulu hingga saat ini aku menganggap bahwa komunitasku ini merupakan komunitas yang cukup kaya. Kaya dengan anggota, kaya dengan sifat, budaya, seni, bahkan suku dan bahasa yang jarang kita temui di komunitas serupa semacam KPMJB. Jangan ditanya soal kaya harta, jatah temusnya saja mencapai 11 orang, “menurutku saat itu...”

Aku yang dilahirkan di Tasikmalaya kemudian pindah merantau ikut keluarga ke kota Tauco, Cianjur. Tak lama kemudian mondok di Garut beberapa tahun lamanya. Setinggalnya di Cianjur, tak jarang kami pergi wisata ke Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Bandung, Purwakarta, Bogor bahkan Bekasi. Sayangnya ayahku tak sempat membawaku pergi ke Ibukota Jakarta atau ke Banten memperkenalkanku dengan komunitas suku Betawi atau suku Baduy di pedalaman Banten sana. Walaupun akhirnya sempat juga menghirup udara ibu kota saat tugas KKN dahulu.

Saat tinggal di Tasikmalaya, kami sering pergi wisata ke Ciamis, Pangandaran tepatnya. Bahkan hampir tiap tahun kami wisata ke Cirebon. Mengunjungi situs-situs sejarah, ziarah makam Sunan Gunung Jati, Mesjid Agung, musium-musium pahlawan dan berbagai tempat lainya. Sebagaiaman terdapat dalam buku sejarah bahwa Islam di Jawa Barat bersumber dari kota ini. Selanjutnya, untuk melepas penat, kamipun selalu menyempatkan mampir ke taman Ade Irma menikmati indahnya taman di pesisir pantai dekat pelabuhan, terletak diantara laut dan pinggir kota Udang itu.

Di Cirebonlah pertama kali keluargaku memperkenalkan aku dengan komunitas baru, terlebih bahasa dan budayanya. Mereka adalah komunitas Jawa—Jawa Barat. Walaupun berbeda bahasa, mereka sangat akrab duduk bareng dengan tamu-tamu, dan satu-satunya cara kami mejalin komunikasi dengan mereka yaitu dengan bahasa, ya...dengan bahasa Indonesia. Di tengah perjalanan itu, seolah-olah keluargaku sedang berpesan kepadaku yang masih udik saat itu, jangan sampai kamu melupakan sejarah! persis seorang Sukarno berpesan kepada rakyatnya “jangan lupakan jas merah!”


Kuningan. Kota ini mengingatkanku kepada seorang paman. Selain seorang dosen dia juga punya hobi fotograper. Seringkali dia menceritakan beberapa pengalamanya saat-saat pergi kehutan atau ke gunung menjalankan hobinya itu, seru!. Atau kota ini juga mengingatkanku pada waduk, ya..waduk Darma, cukup indah dan letaknyapun strategis tepat disamping jalan raya. Bagi yang hobi swiming ditemani ikan “keramat” sebesar orok, Cibulanlah tempatnya. Airnya bening, alami, lantainya dari bebatuan tepat dibawah pohon rimbun berakar menggurita, indah tapi kadang serem juga!

Berbatasan dengan Ciamis ada Majelngka. Tahukah kawan, jika di kota ini pertama kalinya aku naik becak. Tepatnya di daerah Cikijing ketika bibiku melahirkan untuk pertama kalinya dahulu. Atau saat bertualang jalan kaki Tasik-Majalengka menyusuri perbukitan lalu camping di puncak kebun teh dekat Cakrabuana. Dan tahukah kawan, jika anda berada di atas gunung, maka semuanya beredekatan. Di kaki barat ada Bandung, selatan sedikit Sumedang, pinggirnya lagi Subang lalu Kuningan. Dan aku sendiri hampir tak menyadari jika saat itu telah berdiri di tanah Majalengka. Seru..!

Setibanya di Mesir, selain almamater, KPMJB merupakan komunitas yang pertamakali dikenalkan kakak kelas. Keakraban, persaudaraan, sangat lekat di komunitas ini. Bahkan boleh diblang sedikit seriusnya. Walaupun demikian, Konon, KPMJB seringkali dimintai pendapat/konsultasi oleh beberapa organisasi lain sebelum mereka memutuskan sesuatu khusunya soal mainstream. Terang saja, malah salah satu warganya malah tercatat sebagai Faounding Father SGS PPMI, dan itu menunjukan bahwa KPMJB punya ketegasan.

Jika dahulu pernah keliling tanah Jawa Barat, setidaknya warna-warni sifat masyarakatnya bisa kita lihat di komunitas ini. Baik dari cara bergaul, logat bicara, sifat, budaya, bahkan pemikiranya. Seolah-olah tiap individu mewakili tiap daerah asalnya masing-masing. Jika berkumpul, baik perbedaan maupun persamaan muncul dengan sendirinya. Tapi toh jika niatnya baik semua dapat saling melengkapi, bersatu padu demi kemaslahatan dalam ikatan persaudaraan, unik malah.

Persaudaraan memang sulit untuk dipisahkan, sekalipun ada jurang perbedaan dan itu yang aku rasakan. KPMJB memang pernah berbuat rasis, kapan? Yaitu saat tradisi nobar diselenggarakan, terutama saat Ac Milan menjamu Madrid, bahkan saking rasisinya aku pernah di smack down kala Milan membalas kekalahan, padahal jelas-jelas aku adalah pendukung Liverpool, menyedihkan!

Kalau boleh sok tau, kesanku dahulu, sekarang, bahkan yang akan datang, menurutku KPMJB bukanlah kelompok kajian, club olahraga, bukan pula sanggar seni musik atau theater puisi. Apalagi ditunggangi partai politik. Jikapun salah satunya ada, menurutku itu hanyalah bagian, wadah kreasi atau semacamnya tapi bukan tujuan utama. Mungkin lebih tepatnya KPMJB, adalah sebuah organisasi yang berdiri pada tanggal 10 November 1977 ini, tak lain sebagai perwujudan rasa kebersamaan selaku orang Jawa Barat, sekaligus sebagai refleksi keakraban serta kekompakan dalam meraih kesuksesan yang dicita-citakan.

Berdirinya organisasi kekeluargaan ini sama sekali bukanlah untuk menumbuhkan fanatisme kesukuan di kalangan warga Jawa Barat dalam berinteraksi dengan sesama masyarakat Indonesia di Mesir. Selain berperan aktif membantu Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) di Mesir, organisasi ini berorientasi menumbuhkan rasa persaudaraan dan ukhuwah Islamiyyah. Sebagaimana dalam misi utamanya: “Perwujudan organisasi sebagai wahana aspirasi dan pelatihan anggota dalam kegiatan pendidikan, sosial dan dakwah Islamiyah.”
Read more...

Friday, November 27, 2009

Back to Campus




Aktivitas akademik masisir kembali menggeliat secara masif, kampus coklat Al-Azhar mulai jejal dipenuhi mahasiswa-mahasiswi untuk menghadiri muhâdharah, menyimak pelajaran langsung dari sumbernya atau sekadar berdiri berjam-jam berpeluh jenuh dan keringat untuk kepentingan ijra’ât. Seiring dengan mendekatnya waktu ujian, rivalitas antara kegiatan kampus (kuliah-red) dengan kegiatan organisasi yang dulu kerap bersinggungan kini mulai dibenahi, disesuikan dengan jadwal kampus sebagai dukungan moril dan stimulan agar masisir fokus kuliah. Lantas bagaimana dinamika masisir, terkhusus warga KPMJB, dalam menyambut tugas “premier”-nya tahun ini? Simak laporan Manggala dalam Sorotan Utama berikut.

Fluktuasi prestasi akademis masisir selama dua tahun ini cukup menggembirakan, bahkan untuk tahun ajaran 2008-2009 peraih predikat imtiyâz mencapai angka 20 orang setelah sebelumnya hanya diraih oleh 7 orang saja. Meskipun demikian angka ke-rasib-an belum bisa terhapuskan sepenuhnya. Hal tersebut disebabkan masalah klasik, keterlambatan mahasiswa baru non-Depag secara massif. Berdasarkan data-data yang diperoleh, baik PPMI, kekeluargaan, senat dan beberapa almamater sepakat bahwa tahun ini prosentase ke-najâh-an masisir mengalami kenaikan.


Tak terkecuali warga KPMJB, dari seluruh masisir yang meraih predikat mutafawwiqîn tahun ini, 7 imtiyâz dan 31 jayyid jiddan diraih oleh warga KPMJB. Namun yang amat disayangkan hingga saat ini data ke-najah-an warga KPMJB belum terhimpun seluruhnya, sebagaimana diungkapkan Imam Suryansyah, gubernur KPMJB, “Untuk peraih mutafawwiqîn, alhamdulillah, mengalami kemajuan, cuma untuk data ke-najah-an warga belum dapat dipastikan karena keterlambatan pendataan,” ujarnya.

Peningkatan prestasi akademik masisir tentu bukan sesuatu yang kebetulan. Perubahan tersebut merupakan hasil akumulasi dari usaha, kerja keras dan kesungguhan. Dimulai dari membangun kesadaran pribadi agar rajin kuliah serta adanya dukungan berbagai pihak dengan terselenggaranya beberapa program untuk peningkatan prestasi akademis, seperti: fushûl taqwiyyah, bimbingan muqarrar, dll. yang terselenggara atas kerjasama Al-Azhar, KBRI, PPMI, Senat serta beberapa organisasi lain, termasuk diantaranya kekeluargaan yang selalu men-support warganya untuk selalu meningkatkan prestasi akademik.

Selain keutamaan dalam membentuk kesadaran pribadi, sugesti dan motivasi organisasi maupun komunitas-komunitas yang banyak mengantongi publik masisir tentunya sangat diperlukan. Keberadaan komunitas-komunitas tersebut ikut serta dalam membangun bî’ah mahasisiwa agar cinta kuliah. “Untuk kegiatan, DP-KPMJB sendiri tidak terlalu memaksakan. Kita memberi keleluasan agar warga tetap berkesempatan untuk masuk kuliah,” tukas Kang Imam saat dimintai keterangan mengenai antusias DP-KPMJB dalam mendukung perbaikan prestasi warganya. Dalam kesempatan tersebut Kang Imam juga mengungkapkan bahwa sekitar akhir November nanti, KPMJB akan mengadakan beberapa evaluasi kerja, khusunya mengenai proses belajar warga.

Mengenai antusias warga untuk masuk kuliah, sampai saat ini masih dalam taraf standar. “Mungkin insya Allah kalau sudah dekat ujian warga akan lebih rajin,” ungkap Kang Imam. Hal senada juga nampak pada warga KSW. “Saya kira sampai saat ini masih standar, mungkin mendekati ujian akan lebih semangat lagi.” Ujar Suyatno Ja’far Shadik, ketua KSW, mengomentari aktivitas kuliah warga KSW saat ditemui di depan papan pengumuman di sela-sela kesibukannya mencari raqmul julûs barunya.

Hasil baik tentunya bersumber dari budaya yang baik. Walaupun kuliah bukanlah aktivitas tunggal yang harus dijalani, namun agar prestasi dapat diraih budaya hadir muhâdharah tentunya tetap harus diutamakan. “Target muhâdharah wajib setiap hari, minimal satu mâddah,” ungkap Siti Fauziah, aktivis keputrian KPMJB, mantap. Senada dengan Fauziah, Hendar, warga asal Sukabumi, mengungkapkan, “Untuk saat ini belum terlalu sering sih, tapi minimal dua hari dalam seminggu.”

Sistem perkuliahan tanpa absensi kehadiran, diakui atau tidak, sangat tergantung pada kesadaran pribadi agar mau melangkahkan kaki sekadar untuk duduk mendengarkan penjelasan dosen di kuliah. Adakalanya motivasi masuk kuliah bisa datang dari mana saja, akan tetapi melaksanakan apa yang telah disadari hanya datang dari diri sendiri. Sebagaimana yang diungkapkan Ifaz, “Saya kan rasîb, pengalaman itu saya jadikan i’tibâr untuk lebih semangat lagi. Rasîb kan standar manusia. Dalam belajar tentunya dibutuhkan kesungguhan untuk sesuatu yang kita cita-citakan,” tutur mahasiswa asal Madura ini panjang lebar. Selanjutnya Hendar punya alasan lain agar tetap semangat kuliah, “Pertama, ingin dapat ilmu langsung dari sumbernya. Kedua, membantu dalam memahmi muqarrar,” singkatnya. Hal tersebut diamini oleh Bahrul Ulum yang kebetulan duduk bareng Hendar, menurutnya dengan ikut hadir muhâdharah mudah-mudahan kita dapat berkah guru “Al-barakatu ‘inda liqâ,” tukasnya.

Niat tulus untuk hadir kuliah terkadang tak selamanya berjalan mulus, bahkan baru-baru ini Al-Azhar menerapkan peraturan baru, diantaranya jadwal kuliah pagi yang kini dimulai tepat pukul 8 pagi. Selanjutnya untuk Fakultas Syariah tingkat 1-2, Al-Azhar menerapakan kuliah siang, dimulai pukul 14.00 dan berakhir sekitar pukul 20.00 petang. “Kuliah masih jarang, alasannya karena sulit transportasi apalagi kalau malam,” ungkap Jajang mengeluhkan. Selanjutnya Dimas yang tinggal di derah Tajammu’ mengomentari. “Saya harus berangkat jam 07.30 dari Tajammu’ agar dapet pelajaran pertama, karena kalau terlambat biasanya duktûr seringkali mengunci kelas,” ungkap mahasiswa bertubuh subur ini semangat. Berbeda halnya dengan mahassiwi, akses transportasi menuju Kuliyah Banat cukup banyak tersedia, kendalanya jutru lebih kepada kehadiran duktûrah yang seringkali berhalangan hadir. “Seringkali saat kita masuk muhâdharah beberapa duktûrah-nya malah berhalangan hadir, akhirnya kita ga bisa muhâdarah dech..,” ungkap Fau menyayangkan.

Berbagai kegiatan dan program peningkatan prestasi sudah banyak diadakan. Fushûl taqwiyyah misalnya, telah dibuka semenjak 5 November lalu, bahkan KPMJB sendiri jauh-jauh hari telah memulai program bimbelnya semenjak 26 Oktober. “Alhamdulillah bimbelnya berjalan dengan lancar, bahkan pesertanya dari berbagai derah karena memang dibuka untuk umum dan sudah berjalan sekitar dua minggu yang lalu,” ungkap Miftah, Divisi Keilmuan KPMJB sekaligus koordinator program bimbel KPMJB, semangat. Secercah harapan untuk memperbaiki mutu dan presetasi kini mulai terbuka lebar, tinggal ada kemauan, kesadaran dan ada kesunggguhan. Selanjutnya hasil kita serahkan.
Read more...

Monday, September 28, 2009

Menikmati Lebaran di Negri Perantauan



Banyak cerita dan pengalaman yang kita dapatkan saat menjalani hari-hari di bulan Ramdhan, terutama saat-saat kita menikmat hari raya bukan di negri sendiri. Ketupat, lontong, macam-macam kue lebaran plus rujak cuka pake bumbu pecel dan seabrek menu hidangan yang biasa mama siapkan di hari raya tak banyak menghiasi meja-meja makan kita (itupun kalo kebetulan ada meja makannya) ??!!.

Sanak family, mulai dari ayah, ibu, adek sampai anak tetangga kini tak hadir di pelupuk mata. Kenangan manis berlebaran bersama mereka saat-saat di tanah air dahulu, acapkali hadir dan tak ayal membuat kita ingin cepet-cepet angkat koper (pulang maksudnya). Kini saat-saat masa berlebaran di perantauan, kehadiran mereka hanya ada di ujung telepon, layar HP atau bersahaja “ngutak-ngatik” status FB, yang dulu statusnya sedikit narsis, kini berstatus lebaran. “Minta maaf fuuull..!!”


Bagi kita yang “terpaksa” harus menikmati hari raya bukan di negri sendiri, tentu bukan alasan bagi kita untuk berkecil hati atau malah sedih secara berlebihan karena tak ada keluarga yang bisa kita salami. “sedih banget ga ada keluarga, cuma Alhamdulillah terobati dengan banyak diadakannya acara-acara semacam open house serta kumpul-kumpul bareng teman-teman” tutur Nida, kepada Manggala. “biasa aja, soalnya sewaktu di Indo memang saya sering lebaran di di Pondok” ungkap Falih, mantan ketua Fosmagati.

Berbeda dengan Nida dan Falih, Iwan mahasisiwa asal Pelembang malah sebaliknya, “Bahagia sekali, soalnya kalo di Mesir rindu ke kampung halaman-nya lebih terasa, justru ketika nelepon, kita malah lebih akrab. Kalo di Indo kita kan sudah sangat sering bertemu jadi tidak terlalu berkesan” ungkapnya panjang lebar.

Perebdaan kultur dan budaya antara kondisi masyarakat kita (Indonesia; red.) dengan masyarakat Arab dalam menyambut hari rayapun umumnya jauh berbeda. “Lebaran disini sepi, kayak kurang khidmat”, celoteh Asep salah satu warga asal Sukabumi, kepada Manggala.

Ungkapan “sepi, engga rame dll.” pada umumnya pernah terucap atau terdetik dari lubuk hati setiap Masisir, menggambarkan kesan pertama saat lebaran di negri ini. Bagaimana tidak, layaknya di tanah air, suara takbiran dari tiap speker mesjid dan Mushola, nyaris saja tak terdengar. Kentongan bedug, bahkan takbir kelilingpun tak pernah kita temui. “Ga rame, tapi engga apa-apa yang penting bisa mengisi lebaran ini dengan totalitas dalam mengisi aktivitas Ramadhan” tambah Asep diplomatis.

Setiap kebudayaan tentu memiliki nilai positiv-negatif serta corak pandang yang memang berbeda-beda, termasuk salah satunya budaya Arab yang umumnya lebih mementingkan nilai substansi daripada simbol. Sebagai contoh, berbagai aktivitas orang Arab dalam menyambut bulan suci Ramdhan dengan totalitas ibadah serta tradisi selebrasi mereka ketika merayakan hari raya Idul Fitri yang tak terlalu berlebihan. Nah, Perbedaan inilah yang seyogyanya dapat kita pelajari.

“walaupun tak terdengar suara tadarusan Al-Qur’an dari tiap speker Mesjid, tapi mereka senantiasa mendawamkanya dalam setiap kesempatan, di bis di jalanan bahkan ketika ngantri sekalipun, pemandangan ini tentu sangat jarang kita temui di Indonesia” tutur Falih berujar. Senada dengan Falih, Andi yang bertempat tinggal di bilangan Qatamiyah ikut menuturkan kesanya “saya kagum dengan totalitas orang Mesir dalam mengagungkan bulan Ramadhan, mereka bener-bener intens. Dari kepedulian (musa’adah) para agniya-nya terhadap para pelajar asing serta aktivitas-aktivitas ibadah lainya” ungkapnya dengan nada serius.

Sementara itu, keberadaan Masisir yang cukup banyak, serta eksistensi mereka dalam berbagai komunitas dan keorganisasian, dari KBRI, PPMI, kekeluargaan, bahkan almamater, seolah-olah berlomba-lomba mengadakan agenda kegiatan yang bermacam-macam mewarnai aktivitas, mulai dari awal bulan puasa hingga hari raya tiba.

KBRI dengan Mesjid SIC-nya, tak pernah absen dengan rutinitas tahunanya mengadakan undangan Tarawih “plus-plusn”nya di daerah Dokki. Bagi Masisir yang ingin Tarawih ber-imamkan orang Indo Asli, serta dapet paket makanan gratisan plus transportasi antar jemput, siap-siap saja ngantri di depan kekeluargaan atau didepan gerbang Mission City secara bergiliran.

KBRI bekerjasama dengan PPMI dan Kekeluargaan yang hampir tak pernah absen menggelar sholat Ied bersama di mesjid Assalam. Konon, katanya di mesjid ini bacaan Sholat Tarawihnya terpanjang sealam jagad !???. “ seneng bisa sholat bersama di Assalam kumpul bareng temen-temen, jadi penawar rindu buat keluarga” tutur Dudi. “ Seneng sih, cuma dari dulu acaranya itu-itu terus, bagi yang sudah bertahun-tahun di Mesir kadang bosen, kalau bisa ada terobosan baru, semacam panggung kecil diisi dengan nasyid atau lainya, atau juga bazar makanan tiap daerah, agar engga membosankan” ungkap Iwan.

Begitu pula acara di kekeluargaan, KPMJB salah satunya. Berbagai kegiatan telah usai digelar. Dari acara unggulan; Tarhib, Tahsin, Takrim Mutafawwiqin & peringatan malam Nuzulul Qur’an, buka puasa bersama para sesepuh hingga open house dan halal bihalal seolah telah menjadi suatu tradisi yang tak boleh terlewatkan.

“Alhamdulillah semua kegiatan yang telah direncanakan berjalan lancar, walaupun masih banyak kekurangan” ucap Firadus, koordinator sosial KPMJB. “hanya saja tahun ini antusias warga kurang begitu besar seperti tahun-tahun sebelumnya, mungkin publikasi sudah, tapi sosialisasinya masih kurang” tambahnya lagi menyayangkan. “selain karena kesibukan masing-masing, kita memang terlamabat, mulai pengangkatan sampai pelantikan DP. Jadi masih kurang sigap” tutur Kang Imam, menaggapi evaluasi kerja DP selama bulan ramadhan.

Anyway, Ramdhan sudah beranjak meninggalkan kita, sedih karena ditinggal lalu berharap agar dipertemukan kembali adalah anjuran, tetapi menyesali masa lalu bukanlah satu pilihan. Saat ini, saat syawwal mulai menjelang mari kita tunjukan bahwa pengaruh Ramdhan masih ada dalam diri dan jiwa kita. Terus memperbaiki, dan mengembangkan diri, tentu tak hanya saat Ramdhan bukan..??!!. Semoga..!!
Read more...

Saturday, September 26, 2009

Malam Peduli Gempa Bumi Jawa Barat




Cairo – Acara malam peduli Gempa Bumi Jawa Barat yang digelar di Pasangrahan Jawa Barat, Sabtu (03/10) 17:00 CLT. dihadiri banyak partisipan. Acara malam kepedulaian dengan tema “eratkan tangan, ringankan beban, jalin persaudaraan” ini, diselenggarakan atas kerjasama Tim Solidaritas bersama DP KPMJB, DPP-PPMI, BWAKM dan WIHDAH.

Acara ini diselenggarakan sebagai wujud kepedulian atas musibah gempa bumi berkekuatan 7,3 scala richter yang berpusat di Tasikmalaya serta melanda daerah-daerah lainnya di Jawa Barat, Sabtu (2/09) silam.

Turut hadir dalam acara ini, Pensosbud KBRI Pak Irwan Wijaya, mewakili Duta Besar yang pada saat itu berhalangan hadir. Selanjutnya Ketua PPMI Muhammad Taufiq, gubernur KPMJB Imam Suryansyah, ketua BWAKM ........,ketua Wihdan Hani Fauziah, serta beberapa mahasisiwa dari kekeluargaan KMM Sumatra Barat yang beberapa hari yang lalu, Selasa (30/09) tertimpa musibah gempa bumi yang berkekuatan 7, 6 SK.


Acara yang dipandu oleh Dimas Yodhistira ini berjalan dengan lancar. Para hadirin sangat antusias mengikuti jalanya acara hingga berakhirnya acara tersebut. Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an oleh........selanjutnya sambutan–sambutan. Sambutan pertama dari ketua Panitia, ketua PPMI, Gubernur KPMJB, perwakilan KBRI, serta perwakilan dari kekeluargaan KMM.

Setelah melaksanakan Shalat Maghrib dan shalat ghaib, acara dilanjutkan dengan pemutaran video dokumenter gempa Jawa Barat serta beberapa musibah gempa dan tsunami yang telah melanda tanah air. Acara dilanjutkan dengan penyaluran dana kepada beberapa mahasisiwa yang telah berhak menerima dana bantuan yang diserahkan langsung oleh perwakilan KBRI dan PPMI secara simbolis.

Seusai penyaluran dana, acara dilanjutkan dengan penggalangan dana untuk musibah gempa bumi yang melanda Sumatra Barat dan sekitarnya baru-baru ini. kemudian acara disisi dengan tausyiah oleh ust Cecep Taufiqurrahman dan yang terakhir doa bersama yang dipimpin oleh ust Rahmat Soji seblum berakhirnya acara.

Dalam sambutanya, Bahrul Ulum sebagai ketua Tim solidaritas mengungkapkan bahwa acara ini diselenggarakan sebagai wujud solidaritas atas saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. “barang siapa yang melapangkan orang yang tertimpa kesulitan maka Allah akan melapangkan urusannya di dunia dan diakhirat.” Tutur Ulum dalam sambutanya.

Hal senada sebagaimana diungkapkan oleh ketua PPMI dalam salambutanya, “ walaupun kepedulian kita tidak berbentuk materi yang sangat besar, akan tetapai yang terpenting adalah keikhalasan serta bentuk solidaritas kita” ujarnya.

Dalam kesempatan ini pula, pak Irwan Wijaya yang mewakili Dubes saat itu, mengingatkan kita, bahwa musibah dapat datang dari mana dan kapan saja dapat terjadi seketika. “Jangan sampai lupa, bahwa bencana juga dapat datang dari diri sendiri, kita harus selalu waspada dan sebisa mungkin untuk menghindari,” ungkapnya mengingatkan.

Berbeda halnya dengan pesan ust Cecep Taufiqurrahman dalam tausyiahnya mengungkapkan, bahwa bentuk solidaritas tidak selamanya harus berbentuk ikut turun ke lapangan membantu para korban, “ sebagai mahasisiwa, dengan belajar sungguh-sungguh untuk memepercepat kelulusan dan besegera mengamalkanya di tanah air sudah lebih dari sekedar bentuk solidaritas, bahkan hal tersebut sekaligus sebagai bentuk tanggung jawab kita sebagai para pencari ilmu.” Tuturnya panjang lebar.

Menurut keteraangan berita acara Tim solidaritas dibentuk pada tangggal 8 september 2009. Tim ini bekerjasama dengan KPMJB, DPP-PPMI, BWAKM dan WIHDAH. Selanjutnya Tim mengadakan rapat peradana yang diadakan pada tanggal 10 September sekaligus mengadakan penggalangan dana pertama di KBRI Garen City dalam acara Nuzulul Qur’an.

Selanjutnya rapat peradana Tim diadakan pada tanggal 10 September sekaligus mengadakan penggalangan dana pertama di KBRI Garen City dalam acara Nuzulul Qur’an.Selanjutnya Penggalangan Dana berikutnya di bagai ke dalam 3 Posko: 1. Pasangrahan. 2. PPMI. Dan 3. BWAKM.

Dana yang berhasil dikumpulkan dari ke-tiga Posko tersebut terkumpul senilai: 6695.75 Le dikurangi biaya oprasional senilai 200 Le.

Dalam sistematis penyaluran dana tersebut, Tim ini melakukan pendataan anggota yang terkena musibah melalui 2 langkah: 1. Pendataan perwakilan daerah masisng-masing yang ada di KPMJB, 2. Pendataan melalui Internet (Milis dan off line), 3. Menanyakan secara langsung kepada anggota.

Berikut ini nama-nama anggota KPMJB yang terkena musibah Gempa dan berhak menerima dana bantuan; 1. Jajang Hermawan. 2. Asep Rifqi. 3. Ihsan Fahmi 4. Cucu Hentiyani dan 5. Nanang Zamachsyari.

Selanjutnya teksnis penyaluran dana bantuan, dibagi kedalam dua bagian:
1. Penyaluran dana bantuan ini diberikan kepada warga KPMJB yang kelaurganya di tanah air menjadi korban gempa bumi di Tasikmalaya & sekitarnnya,
2.Tim Solidarias melakukan Interview keppada para korban untuk mennetukan tingkat ke rusakan kepada para korban untuk menentukan yang dialami dan menentukan bantuan dana yanga akan di terima.

Sedangkan pembaggian Dana bantuan dibagi menjadi dua kategori: 1.Kategori kerusakan berat. Masing-masing mendapatkan uang tunai sebesar 1399 Le. Terdiri dari 3 orang.
2. Kategori sedang. Masing-masing mendapatkan uang tunai sebsar 699.5 Le. Teridir dari 2 oarang penerima.

Laporan kegiatan peduli musibah gempa ini, untuk selanjutnya akan dilaporkan ke tanah air sebagai bentuk solidaritas dalam bentuk berita laporan kegiatan, sebagaimana diungkapkan oleh Hendar sekretaris panitia. (Red)
Read more...

Monday, September 21, 2009

Mengembalikan Peran Wanita: diantara bias gender, dan emansipasi kebablasan



Semboyan R.A Kartini Door Duisternis tot Licht yang dialih bahasakan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang, menjadi begitu bergema bagi kalangan perempuan baik di tanah air maupun sentero dunia. Semboyan tersebut lahir sebagai wujud lahirnya sebuah gerakan pembebasan hak wanita dari “pengisolasian gender” dalam tataran tradisi dan budaya yang kelewat mensubordinasikan keberadaan mereka di tengah-tengah kehidupan sosial.

Keberadaan wanita di tengah-tengah masyarakat seolah menjadi salah satu problem yang tidak pernah tuntas didiskusikan, ia seolah menjadi isu sosial yang menarik sejak zaman dahulu hingga saat ini. Masalah itu tetap tidak akan pernah tuntas, selama wanita diperlakukan dan memperlakukan dirinya dengan menyalahi fitrah serta hukum tuhan yang berdasarkan keadilan dalam melindungi dan memposisikan mereka.

Diskriminasi Kaum Perempuan

Diskriminasi terhadap kaum perempuan menurut Ika Yunia F telah terjadi semenjak masa pra-Islam dahulu kala, dimulai dengan sejarah klasik Mesopotamia (3500-2400 SM), dimana ciri masyarakat ketika itu masih bersifat egaliter, pada tahun 1000 SM muncul kode Hamurabi dimana ketentuan-ketentuan khusus yang sifatnya membatasi perempuan sudah mulai dibatasi. Selanjutnya muncul kerajaan Assiria (612 SM), bahkan hingga kerajaan Achemid (550-331 SM) dan kekuasaan Alexander Agung sebagai cikal bakal munculnya Romawi-Bizantium dan kerajaan Sasania-Persia, perlindungan terhadap kaum perempuan pada saat itu belum ada kemajuan, malah pemenuhan hak-hak mereka semakin terpojok dan tersubordinasikan dari kaum laki-laki.


Bahakan munculnya nilai-niali relegius yang bersumber dari kitab-kitab suci setelah lahirnya agama-agama samawi ( seperti kitab perjanjian lama, perjanjian baru dan Talmud) sama sekali tidak merubah dogma mereka terhadap kaum perempuan, sebaliknya kitab-kitab tersebut masih mepresepsikan perempuan seolah jenis kelamin kedua yang harus tunduk di bawah otoritas kaum laki-laki.

Masih terngiang bagaimana mereka mendeskriditkan posisi wanita, sebagimana yang dikatakan pendeta Paus Tertulianus misalnya, “Wanita merupakan pintu gerbang syeitan, masuk ke dalam diri laki-laki untuk merusak tatanan Ilahy dan mengotori wajah Tuhan yang ada pada laki-laki.” Sedangkan Paus Sustam mengatakan, “Wanita secara otomatis membawa kejahatan, malapetaka yang mempunyai daya tarik, bencana terhadap keluarga dan rumah tangga, kekasih yang merusak serta malapetaka yang menimbulkan kebingunggan”.

Lahirnya Pergerakan Permpuan

Atas perlakuan tak seimbang dan pengalaman pahit itulah gerakan pemebebasan wanita tak henti-hentinya disuarakan, pergerakan tersebut bergulir bak bola salju di tenah-tengah hiruk pikuk kehidupan sosial. Gerakan emansipasi sendiri sebagai salah satu gerakan pembebasan wanita dari perbudakan yaitu suatu gerakan untuk memperoleh persamaan kedudukan, derajat serta hak dan kewajiban dalam hukum; pengakuan kesamaan hak, derajat, kedudukan dan kesetaraan gender, pada mulanya telah tumbuh sejak abad ke-XX, dalam-Feminist political Teory, Valey Byrson menyebutkan bahwa gerakan tersebut telah ada semenjak abad pertengahan. Tahun 1364-1430 Cristian de Pisan telah menulis hak-hak kewajiban perempuan, lalu lewat pemikiran penulis Mesir, 'Aisyah Taymuriyah, Huda Sya'rawi, Malak Hifniqasim Amin dan Nawal Sa'dawi. Zaenab Fawwaz dari Libanon, Fatima Ali dari Turki serta Nawawiyah Musa dan R.A Kartini di Indonesia.

Meski telah banyak tokoh wanita yang memperjuangkan pergerakan ini, namun pada mulanya Propaganda gerakan tersebut muncul dari pihak laki-laki dan hanya sedikit saja peran wanita. Awalnya gerakan emansipasi hanyalah seruan kepada pemerintah untuk memperhatikan kesempatan pendidikan akademis bagi kaum perempuan, namun sayannya seiring dengan banyaknya pengaruh serta stigma negatif yang menyertainya, gerakan emansipasi seolah menjadi gerakan yang kehilangan arah, hal itu tentunya sengaja di buat oleh beberapa kalangan yang ingin memanfaatkan peran wanita dengan memanfaatkan serta merubah orientasi gerakan tersebut menjadi suatu gerakan yang kebablasan.

Dalam sejarah perjalanan umat manusia, sikap ambivalen terhadap posisi wanita tidak pernah berakhir. Barat contohnya, hal ini merupakan provokasi dari kaum sekular, pemahaman salah dari agama -agama ghairul Islam (non Islam) filsafat serta kepentingan politik.
Belum lagi posisi wanita yang sering kali dimanfaatkan secara komersil di berbagi ruang lingkup khussunya media-massa, sebagaimana Yvone Ridley seorang jurnalis Ingris yang kini menjadi seorang feminis Islam menungkapkan “dalam masyarakat kapitalis seperti sekarang ini, wanita telah menjadi komoditas alias barang yang diperjual-belikan. Mereka dijadikan sumber tenaga kerja yang murah atau dieksploitasi untuk menjual barang. Barang jenis industri mutakhir seperti mode, kosmetik dan hiburan, hampir sepenuhnya memanfaatkan 'jasa' wanita. Pendidikan dan media masa mereka menampilkan citra wanita yang penuh glamour—sensual dan fisikal. Dengan kata lain, penuh sensasi, dan tentu nggak ketinggalan, bodi!. Emansipasi; (Madu atau Racun), dalam ari kata Kesetaraan gender yang disuarakan barat hanyalah sebuah perbudakan wanita di balik eufisisme pemasaran”. Tulisnya.

Yang tak habis pikir, barat yang dengan getol menyuarakan emansipasi dan kesetaraan gender, serta menuduh Islam sebagi biang diskriminasi wanita, justru menurut data statistik dari National Domestic Violence Hotline, 4juta perempuan Amerika serikat mengalami serangangan serius oleh pasangan mereka dalam rentan waktu 12 bulan dan lebih dari tiga orang perempuan dibunuh oleh para suami dan pacar mereka setiap hari. Menyeramkan!, Hal ini menunjukan keagalan hukum serta sebagai bentuk kesia-siaan atas apa yang mereka perjuangkan selama ini.

Islam Menjunjung tinngi Wanita

Wanita dianugrahi Tuhan dengan kelembutan, perasaan dan tutur kata yang halus serta paras cantik yang tidak dimiliki kaum laki-laki. Hal inilah tentunya yang menjadikan kelebihan serta daya tarik mereka. Namun tampaknya Tuhan sebagai maha pencipta, lebih mengerti pada fitrah, potensi, sifat, psikologis, serta kecenderungan yang mereka miliki, dengan demikian tuhan lebih tahu bagaimana memposisikan wanita dalam kehidupan tentunya atas dasar keadilan. Dan semua seutuhnya tertuang dalam risalah Islam.

Islam semenjak 1400 tahun silam telah mengangkat drajat wanita dari keburukan/perbudakan Jahiliah (Q.S.03:195), mensetarakannya dengan laki-laki khususnya dalam hal iman dan taqwa (Q.S.04:01), memberikanya hak waris (Q.S 04: 11), persaksian (Q.S.02:282), memeberinya hak pendidikan, keringanna dalam beribadah, tidak mewajibkanya mencari nafkah dan lebih cenderung memposisikan peranya dalam menata keluarga mendidik anak-anak sebagi tunas bangsa dan agama. Dan yang tak kalah menarik Islam berani memposisikan wanita sebagi tiang negara !. Sebagaimana Yvone menanggapi hal ini “nampaknya segala yang diperjuangkan oleh kaum feminis pada dasawarsa 1970-an ternyata sudah didapat oleh para perempuan Muslim semenjak 1400 tahun silam” tulisnya.

Memang ada permpuan-perempuan tertindas di negara-negara Muslim, tapi perempuan-perempuan tertindas juga ada di tepi jalan, di Amerka, Francis, Inggris dan lainya, bahkan lebih parah. Namun yang harus di garis bawahi bahwa apapun bentuk penindasan terhadap kaum perempuan, itu berasal dari kultur/budaya setempat dan sama sekali bukan dari ajaran Islam. Barat dengan nada angkuh dan sok kuasa seringkali menyalah-nyalahkan Islam. Padahal ada perbedaan mendasar antara tingkah laku kultural dan ajaran Islam. Walahualam
Read more...

Friday, July 3, 2009

Jika Aku ketemu Bupati Tasikmalaya



Awalnya gue dikasih info sama temen, kalo hari ini; Jum'at,03/07/09. Ada acara kumpul bareng mahasisiwa asal Tasikmlaya bersama wakil walikota Tasikmalaya dan rombongan dalam rangka silaturrahim, setelah sebelumnya rombongan bertolak dari Saudi usai melaksanakan ibadah Umrah. Aacara tersebut direncanakan akan dilaksanakan di Pasanggrahan KPMJB, acara dimulai sekitar sore atawa ba'da magrib.

Wah kesempatan nih...pikirku dalam hati, kebayang, gue bisa ngobrol bareng pejabat, sekalian nodong ngajuin proposal buat minta anggaran beasiswa..harahahay...

Cuma pas gue tanya-tanya lagi, ko infonya ga jelas, malahan ga ada publikasi sama sekali...,apalagi ngedenger kalo kumpulnya malah dimulai jam 11 malem, ditambah lagi katanya cuma sama keluarga rombongan aja. (salah satu rombongan adalah para pimpinan Ponpes di Tasikmalaya, nah kebetulan putra-putrinya serta santri-santrinya banyak yang sedang study di Al-Azhar, artinya bisa jadi kumpulan hanya diikuti oleh keluarga rombongan saja). Alamat gue ga ikut nieh...

Akhirnya, walaupun pertemuan terancam gagal, tapi akhirnya gue udah dapet inspirasi buat nulis di blog ini.....

Cuma karena gue numpahinya di blog ini, kata walikota gue ganti sama Bupati biar lebih tinggi, Alasanya " semakin tinggi semakin luas posisi" he..

Kira -kira begini mungkin saran dan pertanyaan gue...;

Ada yang ingin saya tanyakan pak, pertanyaanya mungkin sebagaimana yang sering ingin selalu ditanyakan oleh kebanyakan mahasiswa kepada setiapa pejabat atau tokoh masyarakat yang datang kesini; Yaitu tentang tunjangan beasiswa pendidikan.

Pertama, Ada sebagian temen yang pernah cerita kalau dulu entah sekitar tahun 2003/2004, pemerintah Tasikmalaya pernah memberi tunjangan beasiswa kepada sebagian mahasiswa Mesir yang berasal dari Tasikmalaya (hanya sebagian yang terdaftar), entah berapa jumlah nominal yang diberikan secara tepatnya. Yang jelas pernah berjalan. Namun setelah itu terputus, alasanya karena waktu itu perwakilan dari pihak mahasiswa disini, yang mngurusi tunjangan tersebut tamat dan pulang ke Indonesia. Akhirnya sampai sekarang, baik pemrintah maupun mahasiswa disini belum ada tindak lanjut ke arah sana lagi. Nah saya kira saat inilah kesempatan untuk mengutarakan kepada siapa kami harus mengadu..

Yang jadi pertanyaan saya;
1.Apabila kami nanti membuat proposal dengan tujuan meminta bantuan tunjangan beasisiwa pendidikan, seberapa persenkah bapak dapat menjamin peroposal tersebut dapat dikabulkan oleh pemrintah Tasikmlaya…?

2. Berapa persenkah anggaran pemerintah Tasikmlaya untuk biaya tunjangan pendidikan? apakah tunjangan tersebut termasuk didalamnya memberikan bantuan beasiswa kepada mahasiswa yang sedang belajar di luar negri seperti kami ini..?

Kedua, kebetulan kami punya ikatan mahasiswa asal Tasikmlaya, anggotanya Alhamdulillah terbanyak ke tiga, se Jawabarat. kurang lebih sekitar 70an, terdiri dari berbagai fakultas dan tersebar dalam berbagai aktivitas organisasi.

Yang jadi pertanyaan, bagaimana bila kami menyewa flat sendiri untuk membuat sekertariat sendiri, tentunya dengan meminta dana bantuan dari pemda Tasikmalaya. Adapun skertariat tersebut, diperuntukan untuk berbagai aktivitas mahasisiwa serta penegembangan potensi mahasiswa khususnya yang berhubungan dengan akademis.
Seperti contohnya:

1.pembangunan Perpustakaan sederhana, pelatihan jurnalistik, kepenulisanan dan terjemaah, design website dll
Sehingga dengan waktu dekat seperti itu, kami dapat mejalin kerjasama dan mnyalurkan potensi kami dengan pihak-pihak terkait di TasikMalaya. Misalkan dengan Media cetak Tasikmalaya seperti Radar Tasik, baik kerjasama secara resmi; menjadi koresponden atau sekedar mengirim artikel untuk dimuat di koran dan media tersebut dsb.
Kedua, bisa juga bekerja sama dengan para penerbit buku Tasikmalaya yang ingin menerjemaahkan buku-buku terbitan Mesir, dengan menggunakan tenaga potensi mahassiswa yang berasal dari Tasikmalaya.
2. Memebuat link kerjasama. Baik dengan pemerintahan, pesantren, sekolah dll, dengan harapan bisa memberi peluang bagi kami, mencarikan solusi, serta gambaran bagi kami yang telah lulus dan pulang ke indonesia. Entah itu sekedar informasi atau layanan kerjasama lainya. Misalkan informasi dibutuhkannya bantuan tenaga guru, dosen sampai, guide haji dll.
3. Bisa juga membuka peluang bisnis dan jaringan kerja. Misalkan bagi para pengusaha lokal Tasikmalaya yang ingin memasarkan produknya ke Mesir atau sebliknya mengimpor produk-produk asal Mesir ke Indonesia, tentunya dengan bantuan dan tenaga mahasiswa asal Tasik disini.

Nah, setidaknya bila ada sekertariat secara mandiri sebagaimana di atas, hal-hal seperti itu akan sangat mudah untuk ditindak lanjuti kedepanya. Sehingga dapat menghasilkan sebuah kerjasama yang positive dan ada nilai yang bisa dihasilkan oleh kedua belah pihak.


Nah,sekarang mungkin ada pertanyaa, Kenapa kami berani meminta?!, itu tak lain karena kami menggap bahwa kami adalah putra-putri bangsa, putra daerah, kami adalah devisa, investasi ilmu dan pendidikan, yang suatu saat nanti akan mebangun dan mengembangkan negeri dan daerah kami, mungkin saja salah satu dari kami akan ada yang mengganti posisi bapak setelah 10-20 tahun kedepan, sebagaimana bapak-bapak yang duduk manis didepan kami sekarang, tentu bukan hal yang tak mungkin bukan..?!, InsyaAllah.

Mohon maaf apabila selalu berkaitan dengan beasiswa, Karena sebagaimana yang kita ketahui pendidikan tidak akan berjalan formal tanpa ada perhatian. Perhatian tentu banyak macamnya, dan salah satu bentuk perhatian yang belum kami dapatkan adalah perhatian dari pemrintah sendiri yang berbentuk tunjangan beasiswa.
Terimaksih....

Gitu kira-kira kawan, yang ada dipikiran gue buat sekdar usul atau sekedar usaha buat nodong buat lampira proposal ke-depan .....

Asyik juga ternyata gue cuap-cuap disini, lugas juga, ga perlu deg-degan. Dan semoga semoga aja pak Bupati dengan tak sengaja nge-search tulisan di google terus ga sengaja buka blog ini, ketemu dech tulisan ini, heheh...makazeeee
Read more...

Monday, June 29, 2009

Fatwa Dr. Ali Jum'ah terhadap Tradisi Perayaan Maulid Nabi




Tradisi Maulid Nabi yang diadakan secara rutin selama setahun sekali oleh sebgaian besar ummat Islam, seolah tak pernah surut dari perbedaan pandangan dan perdebatan. Sebagian besar ulama telah membolehkan tradisi perayaan kelahiran Nabi tersebut, namun sebagaian Ulama yang lain malah telah terlanjur memvonis Bid’ah terhadap perayaan tradisi tersebut. Lanatas, bagaimana hakikat keberadaan taradisi tersebut menurut hukum dan ijtihad para ulama?

Dalam buku Albayan Al-Qaumii Litashihi Ba’dla Mafahim Dr. Ali Jum’ah yang menjabat sebagai Mufti Mesir saat ini, memberikan pandangan dan fatawa terhadap tradisi perayaan kelahiran Nabi tesebut. Penulis disini mencoba mentaranslit dan menuangkanya dalam bentuk tulisan sederhana, sebagaimana yanag anda baca saat ini.

Tradisi perayaan kelahiran Nabi Muhammad S.A.W merupakan salah satu fasilitas dari Rahmat Ilahi yang maha luas, meruntut pada bukti perkembangan sejarah peradaban umat manusia semenjak kelahiran belaiu. Sebagaimana Alqur’an menggambarkan hal tersebut dalam ayatnya “Rahmatan Lil Alamin”, Ma’na Rahmat yang terkandung dalam ayat ini memiliki kandungan ma’na yang sangat luas; tak terbatas waktu dan zaman.

Ma’na Rahmat disini meliputi pendidikan, penyucian jiwa-jiwa umat manusia, pencerahan dengan berbagai ilmu serta hidayah menuju jalan yang lurus. Sehingga dengan rahmat tersebut manusia mampu menggapai kehidupan bahagia, baik dalam taraf kehidupan materi maupun ma’nawi, tentunya tak hanya dapat dinikmati oleh ummat yang sezaman dengan Beliau melainkan abadi hingga ummat pada akhir zaman kelak “ dan (Juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum bergubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” Q.S: Al-Jum’ah. 03.

Oleh sebab itu, sebagian ulama menganggap tradisi perayaan Maulid Nabi termasuk salah satu amalan utama; karena perayaan Maulid Nabi, secara tidak langsung telah menggambarkan pelakunya akan tertanamnya rasa bahagia serta kecintaannya terhadap Rasul Saw. Sedangkan Kecintaan kita kepada Nabi Saw. sebagaimana yang kita ketahui, merupakan asas dari keimanan. Sebagaiamana telah ditegaskan dalam sebuah hadist Rasulullah pernah bersabda " Demi jiwaku yang ada dalam genggamanya, sesungguhnya tak sempurna iman seseorang hingga ia mecintai diriku lebih dari kecintaanya kepada orang tua dan putranya" (Bukhari dan Muslim). dalam keterangan yang lain " Belumlah sempurna Iman seseorang hingga ia menicntai diriku lebih dari kecintaanya keoada orang tua, anak-anak dan seluruh manusia" (H.R Bukhari)

Dikatakan Ibnu Rajab: " Cinta terhhadap Nabi merupakan salah satu asas serta wasilah keiamanan seseorang untuk menggapai cinta abadi yaitu cinta kepada Allah Swt, sebagaimana Allah sendiri telah menetapkan hal tersebut.

Merupakan satu keharusan bagi setiap muslim Agar cintanya kepada Allah dan Rasulnya melebihi dari rasa cintaanya kepada kerabat, harta, negri serta segala sesuatu yang dimilikinya, sebagaimana Firman Allah (Katakanlah, "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugianya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan kekuasan-Nya." Dan ALlah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang pasik. Suatu saat Umar r.a berkata kepada Rasulullah: Engkau lebih aku cintai darpada segala apapun keculai cintaku pada diriku sndiri, Rasulullah berkata; "Tidak wahai Umar.., akan tetapi hingga cintamu kepadaku melebihi dari cintamu kepada dirimu sendiri", lalu Umar berkata "Demi Allah engkau saat ini lebih aku cintai daripada diriku sendiri" lalu Rasul berkata lagi "sekarang wahai Umar" (H.R. Bukhari).

Memeperingati Maulid Nabi Saw, termasuk salah satu cara mengenang segala kebaikan beliau. Oleh karena itu sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa mengenang segala kebaikan dan sunnah belaiu merupakan anjuran Syar'i yang perlu dan sangat ditekankan. Karena anjuran tersebut tidak lain merupakan pondasi yang mendasari adanya methode uswah hasanah dan sauri tauladan Ummat kepada Nabinya. Sebgaimana Allah S.w.t telah mengutus para Rasulnya, menempatkan derajat disisisNya, kemampuan yang dimilikinya, serta kebiasaan-kebiasaan yang mensifatinya..

Tulisan ini masih berlanjut, perlu rehab dan perbaikan....mohon kritik dan sarnya ..
makazeee..
Read more...

Saturday, June 27, 2009

Lanjutan..Capres II

....lalu sempat berbincang-bincang dengan mereka, menanyakan keluhan-keluhan yang dihadapi para oleh petani tersebut, bahkan SBY sempat memanggil kepala desa setempat karena saat itu petani mengelukan lambatnya penyaluran pupuk dari desa. Ya..walaupun ga sedikit pemimpin yang bisa berlaku kayak gini, tapi bagiku ini cukup berkesan.

Masih bayak sih... sebetulnya kesan-kesan buat pak SBY, diantaranya ketegasan SBY ketika menegur para peserta rapat yang saat itu dihadiri oleh para Mentri dan para bupati, masih ingat kan...?!.

Ada catatan yang mesti aku pahami; walaupun kita,merasa banyak berkesan sama seseorang bukan alasan kita untuk menjadi seorang yang fanatik, bagiku sifat fanatik malah menyebabkan pengidapnya mengidolakan tokoh lalu menutup mata atas segala kekurangan dan kekeliruan yang kita idolakan. Kata-kata ini cukup membentengiku agar tidak masuk perangkap sikap fanatisme berlebihan kepada apa dan siapapun.

Pilpres kian mendekat setiap calon mulai unjik gigi saling klaim, ubar janji baik lewat misi dan visi saat kampanye atau pake iklan yang harganya selangit, tak terkecuali kubu SBY.

Banyak kalangan yang merasa puas atas kinerja kabinet pimpinan SBY ini, namun tak sedikit pula yang menganggap kepemimpinan SBY mengalami kegagalan terutama dalam menjalankan program pemetasan kemiskinan dan pengangguran.

Berikut data yang aku peroleh situs mengenai percapaian pemetsan kemiskinan dan pengangguran dari situs http://pk-sejahtera.us.
“Ketua Bidang Ekuintek DPP PKS Mukaan seminar nasional bertajuk Membela Ekonomi . Shohibul Iman, P.hd, menyatakan dalam pembRakyat di Hotel Bidakarsa Jakarta Selatan, Jum’at (20/4).

Kegagalan pemerintahan SBY-JK menurut Shohibul adalah meningkatnya jumlah penduduk miskin dan meroketnya angka pengangguran.

Masih menurut Shahibul, pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin tercatat sebesar 39,05 juta orang atau 17,75 %, sedang pada tahun 2004 hanya 36,10 juta atau 16,66%. Angka pengangguran pada tahun 2004 sebesar 10,25 juta orang atau 9,86 %, dan pada tahun 2006 telah mencapai 11,1 juta atau 10,4 %.

Pemerintah juga dinilai gagal dalam hal memenuhi target ekonomi. Pencapaian target ekonomi pada tahun 2005 dan 2006 hanya 5,6 % dan 5,5 %, sed dang target yang dipatok pemerintah adalah 6,6% “.

Adanya pasang surut dalam percapaian bidang ekonomi selama SBY-JK selama perisode kepemimpinanya merupakan satu hala yang layak diperhitungkan, paling tidak sebagai gambaran masa depan kepemimpinanya bila lolos nanti, karena rakyat selalu ingin mengharapkan percepatan dan kemajuan melalui bukti konkrit bukan hanya sekedar janji-janji.



Abis waktu...
Bersambung lagiii..lanjut besok..^_^
Read more...

Friday, June 26, 2009

Capres II....

Setelah sekian lama tertunda ujian and ditambah lagi komputer yang minta dibenerin, akhirnya aku coba lagi untuk melanjutkan kembali isi tulisan ini.

Politik itu kotor

Kalo kemarin ngebahas Megawati, kali ini kita beralih ke calon berikutnya, SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) sebgai calon presiden incumbent.
Dimataku SBY adalah sosok seorang presiden yang cukup berwibawa, bukan saja di depan rakyatnya tapi juga menurutku didepan publik internasional.

Kepemimpinan SBY selama kurang lebih dari 4 tahun ini, bagiku cukup menorehkan kesan positif. Kesan pertama buat pak SBY yang merupakan salah satu lulusan AKABRI tahun 1973 ini, dimana saat sejarah mencatat watak kepemimpinan dan leadershipnya yang sudah terlihat semenjak dia duduk di bangku SD dahulu, sempat menimati pendidikan di US, meraih gelar Doktor di IPB sampai saat ketika dia diangkat mejadi Jendral TNI. selanjutnya pernah bertugas sebgai mentri Pertambangan dan Energi serta Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan pada kabinet Persatuan Nasional,priode Gusdur. Lalu, kembali diangkat menjadi mentri Koordinator Politik dan keamanan pada kabinet gotong royong masa presiden Megawati, walaupun saat itu SBY mengundurkan diri karena beberapa sebab, meduduki jabatan persiden setelah memenangkan Pillpres langsung yang pertama kali di Indonesia, dan baru-baru ini SBY masuk daftar 100 tokoh berpengaruh versi majalah Time.

Benar jika ada pepatah yang mengatakan "dirimu saat ini adalah gambaran dirimu di masa yang akan datang", pepatah ini seolah memberikan peta masa depan yang jauh dari ingatan namun wujudnya dapat kita raba pada masa saat ini, selanjutnya pepatah ini memberikan motivasi agar kita selalu bergerak mempercepat diri jauh melangkah kedepan.

Tidak berlebihan jika pepatah ini juga berlaku untuk orang seukuran aku bahkan SBY seklipun...ko aku jadi kesini ya.. heu..artinya sekelas SBY pun tak semudah membalikan telapak tangan untuk menduduki kursi presiden, tapi dia melakukan banyak percepatan diri sehingga ia mampu berprestasi, berkarya dan selalu ditunjuk menjadi pemimpin baik oleh lingkungan terkecilnya hingga ukuran negara bahkan dunia internasional.

Lumayanah...buat referensi ketertarikan aku sama kharismatik pak SBY, walaupun kesan ini bukanlah catatan final bagiku untuk kembali memilih SBY.

Kedua, aku juga sempet terkesan kitika SBY, mampu merangkul setiap kalangan dan ikut berbaur dengan berbagi lapisan masyarakat.

Aku sendiri yang hanya memandang dari sesi dzohirahnya (hal yang nampak) saja, bangga memiliki sikap president yang cukup terbuka, dan mau berbagi dengan rakyat biasa.

Ada suatu kejadian ketika SBY beserta rombongan kepresidenan dalam suatu perjalanan, saat itu rombongan melewati daerah pesawahan di daerah Kab. Bogor, entah karena apa saat itu SBY tanpa ada instruksi protokoler menyempatkan diri untuk rehat dan berheti sejnak menemui para petani yang sedang bekerja di ladang..

Habis waktu..
Bersambung lagi....
Read more...

Monday, June 22, 2009

Demam Capres...

Suatu saat saya bertanya iseng kepada seorang temen, sipa kira-kira calon presiden yang akan dipilihnya…? Berharap menemukan jawaban, eh ternyata dia malah jawab "aku bingung, golput aja kali…?!" ujarnya polos. Aku sendiri walaupun merasa sedikit geli dengan jawabanya, tapi bagiku juga ga terlalu aneh, aku sendiri sampai saat ini masih bingung menentukan pilihan siapa capres yang akan meneruskan perjuangan tanah air kita ini kedepan.

Pemilihan capres-cawapres kali ini hanya diwakili oleh tiga calon saja, setelah sebelumnya banyak para tokoh tanah air yang dimunculkan ke publik untuk ikut meraiamaikan bursa calon presiden RI priode 2009 ke-depan. Dari tiga calon yang ada, barangkali dua diantaranya yang akan membingungkan pemilih. Sedangkan satu diantaranya, dalam posisi aman-alias aman karena tidak masuk dalam KUD (kategori untuk dipilih). sayang sekali yah….

Bagi sebagian mahasiswa, dan aku salah satunya, merasa harus berfikir dua sampai tiga kali jika harus memilih megawati untuk kembali memangku jabatan sebagai presiden RI untuk yang ke-duakalinya.


Selain faktor idealisme, bagi kebanyakan mahasiswa yang masih kental dengan keterbukaan media dan melek berita, megawati memiliki track-record yang kurang baik saat menjabat presiden tempo dahulu, dua diantaranya yang tak akan hilang dari ingtan kita adalah ketika terjualnya salah satu saham BUMN –Indosat ke singapura, kedua RI harus rela kehilangan P. ligitan dan P. spidan yang dicaplok maleysia karena kita dikalahkan maleysia saat sidang di mahkamah internasional. Walaupun entah dimana letak kesalahanya, yang jelas publik telah terlanjur men-judge "tolol" atas kinerja kabinet yang berada di bawah kepemimpinanya saat itu.

Selanjutnya, bagi sebagian kalangan Muslim menganggap bahwa kepemimpian wanita dalam suatu negara merupakan sesuatu yang kurang layak, bukan hanya sebuah rumor melainkan merupakan suatu keterangan yang cukup sakral, hal tersebut karena terdapat dalam Hadist, " tidak akan berbahagia suatu kaum yang dipimpin oleh sorang wanita", demikian kiranya bunyi keterangan hadist tersebut.

Setelah tiga tahun menjabat sebagai seorang presiden menggantikan posisi Gusdur setelah diberhentikan tap MPR saat itu, megawati kembali mencalonkan diri sebagai capres dalam pemilu tahun 2003, Megawati merangkul Haysim Muzaddi tokoh NU yang belakangan terpilih menjadi ketua PBNU sebagi cawapres-nya, tentunya dengan harapan Mega mampu meraih simpati warga NU sebgai kendaraan masa politiknya saat itu.

Sayangnya harapan itu tak berbuah, alasanya cukup dimengerti, selain faktor di atas, mungkin juga karena warga NU tidak sesederhana “sumun dawuh” yang kita mengerti, apalagi untuk memilih megawati hanya karena ada hasyim Muzadi, wong mereka juga punya basic agama. Ditambah lagi kharismatik Gusdur yang masih cukup tinggi di mata Nahdiyyin saat itu, istilahnya kalau gusdur bilang kiri, bisa jadi Nahdiyyin ikut ke kiri. nah hubunganya dengan kegagalan megawati saat itu, walaupun hanya berbentuk hipotesa politik, bisa jadi salah satunya karena Gusdur masih sakit hati gara-gara diturunin secara paksa oleh MPR dan digantikan Megawati dengan seketika, lalu saat itu juiga menganjurkan wargan”nya” untuk tidak memilih Mega.

bersambung...
karena masih berat ujian dan PC-nya masih ngadat, lanjutanya masih tertundaw..
Read more...

Thursday, February 26, 2009

Pengobatan Psikotrapi Ala Ibnu Sina [Image]



Ibnu Sina merupakan seorang ahli kedoteran dan psikologis Islam yang sangat terkenal, bukan hanya di dunia Islam namun juga sentero dunia. Rumus-rumus serta penemuan-penemuan hasil observasinya dalam bidang kedokteran menjadi Masterpiece ilmu kedokteran zaman bahela hingga diakui para ahli kedokteran abad modern. Beliau hidup pada Abad dinasti Abasiah yang merupakan masa keemasan Islam dalam sepanjang sejarah peradaban dunia.

Beliau merupakan seorang dokter ahli, bukan saja mengobati penyakit yang diderita si pasien, melainkan juga belaiu berhasil mengobati mental pasen melalui pendekatan psikologis, hingga si pasen memiliki gairah serta kemauan untuk sembuh dari penyakit yang dideritanya.

Berbagai tulisan serta buku-buku besar telah mencatat keberahsilanya sebagai seorang interpreneur kedoteran, bukan hanya tersebar di perpus-perpus melainkan berbagai universitas di timur, barat bahkan penjuru dunia.

Dalam buku Ruhuul Islam, karangan Muhammad Al-athiyah Abrasyi, diceritakan ketika Ibnu Sina menjadi seorang Thabib di suatu daerah kampung halamanya, beliau hadapkan dengan seorang pasien yang menderita Malikhulia; yaitu sejenis penyakit langka yang timbul akibat tekanan batin yang diderita sang pasen, hingga pada saat kondisi kritisnya, sang pasen dihinggapi keyakinan bahwa dirinya telah menjadi seekor sapi, berikut tingkah laku, hingga tempat tinggal, memakan makanan dan minuman sapi serta selalu ingin dipisahkan dari manusia dan disatukan dengan sapi.

Keluarga Sang pasen merasa kseulitan mencarikan dokter ahli yang dapat menyembuhkan penyakitnya, terang saja setiap dokter yang didatanginya merasa keberatan mengobati penyakit langka ini. Setelah selang beberapa waktu, keluarganya mencoba mendatangkan si pasen kepada Ibnu Sina, dengan harapan dapat memulihkanya dari penyakit Malikhulia, penyakit aneh yang lama dideritanya.
Setelah sang pasen saling berhadap-hadapan, Ibnu Sina memulai percakapan dengan pasienya bertanya ihwal dirinya;
Bagimana kabarmu? Dan apa yang sedang dideritamu.? Tanya Ibnu sina
Aku baik-baik saja, hanya saja aku telah menjadi sapi, makan makanan sapi dan berprilaku seperti sapi. Jawab sang pasen
Kalau begitu aku akn menyembelihmu..?
Lakukanlah apa yang kamu kehendaki..! tantang si pasen

Lalu Ibnu Sina mengikat lehernya dengan tali, layaknya binatang yang akan dipenggal lalu dipersiapkan pisau yang tajam sambil diperlihatkan kepadanya bersiap untuk memenggalnya, tanpa ada sedikitpun reaksi sipasen seolah tak bergeming dan pasrah untuk disembelih. Dengan pisau tajam di taganya, Ibnu Sina berbicara kepada si pasen, "yahh...sapinya terlalu kurus, bagaimana saya mau menyembelihnya? sedangkan sapi ini tidak layak untuk disembelih...!"
Tidak...sembelihlah, sapi ini layak untuk disembelih....!, tolak si pasen
Tidak, saya tidak akan menyembelihmu kecuali setelah sapinya gemuk dengan daging dan lemak...!, tegas Ibnu Sina
Lalu apa yang harus saya lakukan agar aku gemuk...?
Agar gemuk,..?! tentunya kamu harus makan makanan yang baik layaknya manusia dan minum layaknya manusia minum..! terang Ibnu Sina.
Benarkah..jika aku gemuk nanti kamu akan menyembelihku..?, tanya si pasen
Ya tentu..!, kemuadian Ibnu Sina menyuruh sipasen untuk berjanji agra melakukan apa-apa yang telah disepakatinya.
Beberapa lama kemudian, sipasen mulai makan dan minum layaknya manusia, kesehatan fisiknya berangsur-angsur pulih begitu pula kejiwaanya, hingga akal dan pikiranya kembali kepada semula. Lalu si pasen kemabali ke rumah tempat tinggalnya.

Setelah sekian lama Ibnu Sina, mencoba bertamu ke tempat tinggal si pasen, beliau melihat pasenya telah pulih baik fisik maupun akalnya, tak lama kemudian Ibnu Sina bertanya; "Apakah sapi ini telah gemuk dengan lemak dan daging...?', tanya Ibnu Sina kepada pasenya. "ya tapi kini sapinya telah berakal" jawab si pasen sambil tersenyum.

Menurut beberapa cerita yang diperoleh Ibnu sina dari pemerintah yang mengurusinya serta beberapa dokter yang pernah merawatnya. konon, penyakit si pasen disebabkan tekanan batin karena cinta yang dipendamnya. Hanya saja si pasen tidak berani mengungkapkan siapa gadis yang dicintainya. Setelah mengatahui penyebab pesakitanya, Ibnu Sina meyakini bahwa jalan satu-satunya untuk mengobati batinya yaitu dengan mengetahui kekasih yang didamba-dambakanya serta menghilangkan perasaan dan emosi bathin yang mengikat perasaan hatinya.

Kemudian Ibnu Sina bertekad berusaha agar dapat mengetahui isi hatinya, lalu Ibnu Sina mnyuruhnya (si pasen), meyebutkan kota-kota yang ada di tempat tinggalnya, setelah berhasil dijawab, kemudian beliau bertanya lagi," Apakah kamu tahu nama-nama jalan dan penduduknya ? " ya ..., jawabnya. Lalu dia menyebutkanya satu-persatu tanpa ada yang telewat satupun.

Ketika si pasen menjawab, Ibnu Sina memegang tangan pasen untuk mengetahui denyut nadinya, dan benar saja ketika si pasen menyebutkan salah satu jalan, denyutnya berdetak kencang. Kemudian si pasen menyebutkan rumah-rumah penduduk yang bertempat tinggal di jalan tersebut, Ibnu Sina memeperhatikan denyut nadinya bedetak lebih kencang apalagi ketika dia menyebutkan salah satu rumah yang terdapat di bilangan kecil jalan tersebut, kemudian Ibnu Sina bertanya mengenai gadis-gadis yang bertempat tinggal di rumah tersebut, ketika menyebutkan salah satu gadis yang didambakanya, denyutnya kembali berdetak, perasaanya berdesir dan sedikit berkeringat. Kemudian Ibnu Sina berpaling ke arah sipasen sambil berkata, "bukanya gadis itu kekasihmu?", " iya" jawabnya singkat.

Setelah diketahui ternyata gadis tersebut adalah anak pamanya sendiri dan sipasen sangat-sangat mencintainya, sayangnya dia tidak berani mengemukakan keinginan dan perasaannya kerana takut oleh keluarganya, kamudian setelah semua clear serta diketahui penyebabnya, keluarganya berusaha menikahkan keduanya dan pada akhirnya si pasen sembuh sepeti sediakala tanpa sedikitpun tekanan bathin yang menggangu kehidupanya.

Berikut adalah petikan salah satu trapi pengobatan Ibnu Sina terhadap pasiennya, tentunya masih banyak lagi terapi serta methode-methode pengobatan lainya yang dilakukan serta ditemukan Ibnu Sina yang diakui ataupun tidak methode serta cara-cara trapi pengobatanya telah banyak ditiru, diakui akademisi bahkan menjadi kiblat methode pengobatan serta ilmu kedokteran modern.
Read more...

Tuesday, February 17, 2009

Hasrat Untuk Berubah

Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal,
aku bermimpi ingin mengubah dunia
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku
Kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah
Maka cita-cita itu pun agak kupersempit
Lalu kuputuskan hanya mengubah negeriku
Namun tampaknya, hasrat itu pun tiada hasilnya
Ketika usiaku telah semakin senja,
dengan semangatku yang masih tersisa
kuputuskan untuk mengubah keluargaku,orang-orang yang paling dekat denganku
Tetapi celakanya, mereka pun tak mau diubah
Dan kini
Sementara aku berbaring saat ajal menjelang
Tiba-tiba kusadari:
Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku,
maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan
mungkin akan bisa mengubah keluargaku
lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka,
bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negeriku
kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa mengubah dunia
(Puisi ini tertulis di sebuah makam di Westminster, Inggris)

Rangkaian puisi diatas sangat begitu menyentuh, seolah-olah dia mengingatkan kita, mengingatkan setiap remaja seusia dengan kita atau malah setiap orang yang pernah memiliki cita-cita dan pernah tertanam dalam jiwanya semangat muda untuk memperbaharui dunia.
Cita-cita..ya dialah cita-cita, yang selalu menemani otak kiri kita, mempengaruhi kita, mengajak, bahkan mendorong kita untuk selalu bergerak serta banyak berkarya.

Benar manusia diciptakan dengan serba kekurangan, yaitu kekurangan yang menjadikanya serba kesulitan dan selalu berkecil hati, namun untungnya manusia masih diberi akal dan hati, sehingga dengan keduanya manusia banyak diberi petunjuk dan arahan, dengannya manusia mampu berpikir, menimbang lalu meperhitungkan.

Sikap manusia yang cerdas adalah mereka yang selalu bersyukur atas keberadaan hati dan akal pada diri dan jiwanya, sehingga ia selalu mengoptimalkan keduanya dengan sebaik-baiknya, bahkan, itupun belumlah cukup karena manusia harus mampu menyeimbangkan antara presepsi keinginan hati atas pertimbangan akal.

Cita-cita untuk berubah dan merubah disekitarnya adalah hal yang sangat manusiawi, karena keinginan itu muncul karena adanya presepsi hati dan pertimbangan akal. Dengan akal, manusia mampu berpikir kritis, membaca ihwal serta mengamati setiap kejadian dan peristiwa. Dia akan bergerak kencang saat dia menemukan suatu peristiwa yang berbeda dari kebiasanya, atau sesuatu yang jauh dari alam sadarnya sehingga memberikan informasi yang berbeda, maka tertanamlah dalam dirinya keingin tahuan, sementara isi hati mendorongnya untuk selalu bertanya, mempelajari dan banyak membaca.

Disinilah letaknya pintu perubahan itu, yaitu saat dia memerdekakan dirinya dari kekerdilan dan kebodohan, tentunya dengan memperbanyak wawasan dan pengalaman, mau memulai serta merubah setiap kebiasaan-kebiasaan semasa bodohnya.

Yaitu saat seorang bayi baru berlatih merangkak saat melihat kedua orang tuanya yang mampu berjalan. Yaitu saat seorang murid bertanya kepada gurunya saat dia tidak mampu memahami pelajaran yang guru sampaikan. Saat kita bertanya siapa Tuhan kita? lalu Nabi diutus dan Alam sepakat untu menjadi ayat-ayatnya, lalu kita bertanya kepada Tuhan mengapa langit mendung lalu turunkan hujan?, serta setiap peristiwa yang mempengaruhi akal dan hati manusia untuk bergerak mengolah saraf serta data-datanya.

Bayangkan jika seorang bayi hidup disatukan dengan komunitas bayi yang lain, tanpa ada satupun yang mengajarinya berjalan, bicara atau merangkak sekalipun. Bayangkan jika seorang guru acuh terhadap pertanyaan muridnya, lalu bayangkan jika Tuhan enggan mengajari makhluknya-siapa Tuhan manusia yang sebenarnya..! Namun, untunglah peristiwa itu tak pernah ada dalam catatan sejarah, jikapun ada, mereka hanya sekelompok kecil manusia yang tertutup akal dan hatinya atau mereka yang belum tau arti pentingnya perubahan. Yaitu, perubahan yang kita mulai dari diri kita sendiri, merangkak mulai dari lingkungan terkecil berjalan ke arah yang lebih luas hingga tercipta sebuah Universitas Stereotipe yang baru. Mungkin saja kesadaran bisa datang dari mana saja, tetapi melaksanakan apa yang telah disadari hanya datang dari diri sendiri.

Marilah kita sama-sama bergerak dan berkarya agar menjadi pembaharu dan bukan hanya menanti perubahan. Menjadi juru kunci sejarah dan bukan sekedar pembaca sejarah. Pepatah mengatakan "tak mengapa seseorang tidak mengerjakan sesuatu, asal segera ia berhenti bermimpi, bercita-cita tentang sesuatu" walahua'lam
Read more...

Thursday, January 22, 2009

Siapa Yang Salah..?

Lambatnya Kedutaan Mesir di Indonesia memberikan visa entry kepada calon Mahasiswa Baru, berbuntut panjang pada keterlambatan mereka untuk mengikuti bangku kuliah hingga melewati masa Ujian Termin Pertama. Permasalahan Serisus Missandersatnding antara pihak Depag dan Kedutaan, bukan saja berpengaruh pada psikologis setiap calon Mahasiswa Baru, melainkan berpengaruh luas pada dinamika kehidupan Masisir, utamanya pada re-generasi kelompok organisasi secara lebih spesifik. Wacana peningkatan prestasi Masisir yang dicanagkan Lokakarya “kemarin Pagi” sudah tentu ikut ketiban batunya, wacana peningkatan prestasi masisir akan amburadul jika tidak segera diatasi jalan keluarnya. Sebagai reaksi, timbulah berbagai kecurigaan dan saling membenarkan, lalu siapa yang bersalah….?

Semenjak diumumkanya kelulusan tes Depag bulan …..tahun 2008 silam, sebagian Camaba optimis dalam waktu dekat akan segera diberangkatkan pihak Mediator, tak sedikit dari mereka malah telah mengadakan tasyakuran atau acara semacamnya, menyambut keberangkatan. Namun setelah hari-berganti hari, minggu, bulan bahkan tahun pun ikut berganti realita tak kunjung terjadi, munculah rasa gundah dan stres dalam benak mereka. Akibat tak tahan menunggu terlalu lama tak sedikit dari mereka yang malah mengasingkan diri hijrah ke luar kota jauh dari tempat tinggal kedua orang tuanya, “temanku malah mengasingkan diri ke tempat kostan temanya, malu katanya sama tetangga…”, ujar pria asal Jawa Timur yang tidak mau dikemukakan identitasnya. Belum lagi sesampainya di bangku Kuliah, mereka harus bersabar menunggu satu tahun karena tak ikut ujian semester pertama.

Lain dengan cerita kelompok organisai Masisir, keorganisasian Masisir yang menjamur selama ini, tentunya membutuhkan generasi penerus yang lebih dari sekdar satu atau dua orang saja. Adanya keterlamabatan pemberangkatan Camaba otomatis membuat kelompok organisasi yang kebetulan sudah dikejar masa deadline kebingungan bagaimana merekrut anggota baru, mereka tak ada pilihan selain menunggu kedatangan Maba atau memaksakannya.

Jika tahun kemarin tingkat kenajahan masisir mencapai 63% bisa dibayangkan darstis penurunan prestasi pada tahun ini, Lokakarya yang dicanangkan untuk improvisasi prestasi masisir bisa jadi tahun ini malah tak ada asarnya. Pak Abdullah saat dimintai keterangan mengatakan " Dibilang gagal juga engga karena Lokakarya sendiri diadakan termasuk untuk mencari solusi dari masalah baru yang dihadapi, bahkan ada rencana pembangunan asrama untuk mahasiswa Indonesia yang direncanakan dekat dengan kampus perkuliahan, tinggal menunggu respon dari Pak Dubes, InsyaAllah tahun ini satu asrama optimis bisa dibangun" ujar Pak Abdullah panjang lebar. Presiden PPMI menambahi dalam menaggapi hal ini "ini merupakan benar-benar permasalahan lama yang kurang sigap dalam pemecahanya" ungkapnya saat di wawancarai.

Adanya isu krisis kepercayaan yang beredar selama ini antara Depag-Kedutaan, dan siapa yang bersalah di tepis oleh Pak Abdullah "tentunya itu harus disertai dengan saksi dan bukti, saya kira awalnya adanya ketidak jelasan mekanisme saja, karena tidak ada sistem kemudian ada semacam satu mekanisme yang terbentur sehingga masing-masing merasa berhak dan merasa benar"

Sejauh ini bentuk kerjasama antara pihak KBRI, kedutaan Mesir dan Depag jelas ada karena hal tersebut termasuk progres Atdikbud, mudah-mudahan Atdikbud baru Pak Dr. Sangidu, M. Hum akan lebih cepat lajunya proses penangulangan masalah ini, dan sekarang sedang disusun MoU untuk mengatur kedatangan Camaba. "MoU sudah mulai penterjemaahan berkas tinggal peroses selanjutnya antara Jakarta Kairo" terang Pak Abdullah. MoU tersebut mengatur apa hak dan kewajiban Depag, apa hak dan kewajiban kedutan dan Al-azhar jadi semua punya rul dalam peroses rekrutmen camaba. Rencananya Depag yang menyelesaikan Administratifnya kemudian Alazhar mendatangkan Guru yang menyeleksi Maba. "mudah-mudahan ini jadi cerita terakhir" terang Pak Mukhlason. Semoga..!
Read more...

Friday, January 2, 2009

Agresi Gaza Menambah Luka



Semenjak Israel memerdekakan diri pada tahun 1948 silam, orang-orang Yahudi di setiap pelosok dunia yang bernaung di bawah kepemimpinan zionis berbondong-bondong berimigrasi ke tanah Palestina, mereka semakin berani terbuka menyatakan pergerakanya. Berbagai kerusakan yang di timbulkan Israel dan pembantaian rakyat tak berdosa seolah menjadi draft tahunan di tanah Palestina, termasuk agresi brutal ke jalur Gaza yang berlangsung selama 22 hari kemarin. Untuk memahami segala bentuk tekanan Israel terhadap rakyat palestina, penting artinya meninjau kembali wilayah ini dari kaca mata Zionis. Kepercayaan Yahudi yang telah dipolitisir secara radikal, sehingga mereka menilai bahwa masa yang dimulai dengan Zionisme akan berlanjut hingga datangnya al-Masih.

Menurut hemat penulis, setidaknya ada tiga alasan yang mendasari Israel dalam melancarkan berbagai agresi ke tanah Palestina, termasuk yang paling spesifik agresi Israel ke jalur Gaza yang diakhiri dengan kesepakatan dalam perjanjian gencatan senjata antara pejuang Hamas-Israel selama kurun waktu satu tahun kedepan.



Tujuan Pertama; Menjalankan Misi Teologis.

Tujuan yang dimaksud adalah sebagaimana yang tercantum dalam Talmud kitab suci meraka. Untuk mencapai tujuan ini menurut Harun Yahya dalam tulisanya tentang sejarah Yahudi, menulis, bahwa orang Yahudi radikal percaya bahwa tiga kejadian penting harus terjadi. Pertama, sebuah negara Israel merdeka harus didirikan di Tanah Suci dan penduduk Yahudinya harus meningkat. Pindahnya orang Yahudi ke Tanah Suci secara terencana telah diwujudkan oleh para pemimpin Zionis semenjak awal abad kedua puluh. Di samping itu, Israel menjadi sebuah bangsa dengan negara merdeka di tahun 1948. Kedua, Yerusalem dicaplok pada tahun 1967 dalam Perang Enam Hari, dan pada 1980, diumumkan sebagai “ibu kota abadi” Israel. Yang ketiga, dan satu-satunya syarat yang masih harus dipenuhi, adalah pembangunan kembali Kuil Sulaiman, yang dimusnahkan 19 abad yang lalu. Yang masih tersisa darinya adalah Tembok Ratapan.

Ke Dua; Obsesi Partai–partai Israel untuk meraih kantong suara warga Yahudi

Selama ini Israel memiliki dua parti besar, yaitu; Likud dan Kadima, disamping partai-parti lain yang kurang begitu berpengaruh. Suara mentah kedua partai tersebut sangat mendominasi sebagian besar pengaruh kebijakan-kebijakan negara Yahudi khususnya pendudukan negara Palestina serta jalur dipolmasi terhadap negara-negara Arab termasuk lobi-lobi bagi para sekutunya. Partai Likud, merupakan partai politik pimpinan Benjamin Netanyahu yang menganut garis keras dalam politik yang mereka anut. Netanyahu condong pada kebijakan libas sana-libas-sini, artinya gagal atau berhasil perkara belakang. Sedangkan Partai Kadima merupakan partai politik warisan Ariel Sharon, yang mengusung Tzipi Livni yang menjabat mentri luar negri Israel sebagai calon PM mereka. Walaupun memiliki tujuan yang hampir sama, keduanya memiliki kesamaan politik dalam mempertahankan eksistensi Israel Raya di tanah jajahan Palestina, namun Kadima dinilai lebih halus ketimbang rivalnya itu, keduanya seolah saling berebut pengaruh-melalui kampanye "siapa paling keras hadapi Palestina".

Jauh hari sebelumnya, Nono Anwar Makarim dalam tulisan opininya, Selasa, 06 Januari di Tempointeraktif, memperkirakan, bahwa koalisi yang bisa digalang Partai Kadima warisan Ariel Sharon akan menang tipis dari pesaingnya-partai Likud, hal tersebut karena Netanyahu rajin mengecam pemimpin Kadima sebagi bagian yang berpolitik lembek, lemah, mengorbankan Yahudi untuk berkompromi dengan kebohongan Arab. Oipini diatas tidak meleset, persis sebagaimana yang diumumkan selasa malam, dilaporkan statsiun televisi israel dan dikutip press TV, Rabu 11/12/2009 bahwa calon partai kadima Israel Tzipi Livni unggul dalam perolehan kursi parlemen dengan selisih dua kursi dari pesaing terkuatnya Benjamin Netanyahu dari partai Likud, hasil yang diumumkan waktu setempat menunjukan kadima memperoleh 30 kursi dan likud 28 kursi.

Ke Tiga, Upaya melenyapkan Hamas dengan wacana kebohongan mempertahankan diri.

Gilad Atzmon (lahir 1963) Seorang mantan Zionis dan angkatan udara Israel, Tentang roket Al-Qassam, menulis: ''Bagi saya, tembakan-tembakan Al-Qassam yang secara sporadis mendarat di Sderot dan Ashkelon tidak lebih dari sebuah pesan rakyat Palestina yang terkurung. Pertama, ia adalah sebuah pesan kepada tanah yang dicuri, lapangan-lapangan rumah, dan kebun buah-buahan: 'Bumi kami yang tercinta, kami tak pernah lupa, kami masih berada di sini berjuang untukmu, cepat lebih baik tinimbang terlambat, kami akan kembali, kami akan mulai lagi di mana kami pernah menghentikannya.

Pernyataan mantan Zionis ini cukup mewaikili mengapa para pejuang Palestina seolah tak pernah berhenti melontarkan perotes mereka sebagi peta perjuangan rakyat palestina untuk meraih kembali hak tanah merka yang telah lama dijajah bangsa Yahudi ini. Sudah lebih dari setengah abad Israel melakukan agresi serta membunuh rakyat Palestina secara membabi buta. Puluhan komandan pasukan gerilya Palestina syahid, perjuangan tak pernah berhenti bahkan ratusan sukarelawan berebut menawarkan diri untuk dilatih mengisi lowongan yang ditinggalkan mereka yang telah syahid. Sepuluh dibunuh, seratus yang maju.

Gilad kembali melanjutkan Tulisanya ''Jika Anda bertanya-tanya mengapa orang Israel tidak mengetahui sejarah mereka, jawabannya sangat sederhana, mereka tidak pernah diberitahu. Situasi yang mendorong konflik Israel-Palestina tersimpan rapi dalam kultur mereka. Jejak-jejak peradaban Palestina pra-1948 di tanah itu telah dimusnahkan. Tidak saja tentang Nakba, pembersihan etnis penduduk Palestina asli, yang tidak menjadi bagian dari kurikulum Israel, bahkan tidak disebut atau didiskusikan di forum resmi atau akademik mana pun.''

Kegagalan dan Keberhasilan

Peperangan yang berlangsung selama 22 hari sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009 malam antara Palestina-Israel, menorehkan luka yang sangat mendalam bagi Umat Muslimin khususnya warga Palestina yang berada di sekitar jalur Gaza, menurut data yang dilansir dari Indonesia News and OpinionIndonesia News.com, data terakhir menunjukan 1300 orang palestina tewas, jumlah tersebut terdiri dari 400-650 pejuang Hamas, 167 polisi Hamas dan 700 warga sipil, ditambah +5300 orang terluka. Tentu saja derita umat muslim di Palestina tidaklah sebanding dengan apa yang dialami pihak Israel. Menurut data yang sama kerugian yang dialami pihak Israel menunjukan, +13 orang tewas terdiri dari 10 tentara & 3 warga sipil, ditambah 317 orang terluka, terdiri dari 233 tentara & 84 warga sipil.

Walaupun Ehud Olmert mengumumkan bahwa Israel telah berhasil meraih tujuan peperangan, namun mereka gagal membasmi pejuang-pejuang Hamas, mereka juga gagal meduduki jalur Gaza. Selain itu kerugian materil sudah pasti banyak menyita ekonomi mereka, Israel pun kini mendapatkan citra yang sangat buruk di mata dunia, demonstarasi hampir terjadi di setiap negara mengutuk serangan mereka, gerakan boykot banyak disuarakan, media masapun serta berbagai tulisan yang dengan mudah diakses di berbagai situs internet tak pernah berhenti mengamati kebiadaban tentara-tenara zionis di bumi Palaestina, mereka seolah menyadarkan kembali bahwa Yahudi menjadi ancaman serius bagi perdamaian dunia.

Seberapa besarpun kegagalan yang mereka alami sama sekali tidak akan menyurutkan dendam kesumat serta tujuan mereka; mendirikan Israel Raya di Timur Tengah yang mereka anggap sebagai Tanah Suci mereka sebagaimana ditulis diatas. Selain kegagalan, Israel dianggap berhasil dalam beberapa pion penting dalam aksi brutalnya ke jalur Gaza.

Pertama, Agresi Israel semakin meruncingkan kubangan perselisiha antara dua kubu palestina; Hamas dan Fatah. Pergerakan Hamas lebih condong mengedepankan senjata, hal tersebut diambil berdasarkan fakta bahwa Israel seringkali melanggar perjanjian perdamaian. sedangkan Fatah sebaliknya, ia lebih memilih jalur diplomasi, walaupun realitanya Israel selalu melanggar janji. Terbukti sebagaimana laporan dari Mursyid 'Aam Ikhawanul Muslimin, Mohammad Mahdi Akif mengatakan, dalam kurun waktu dua tahun semenjak tahun 2007 saja, Israel telah 195 kali melanggar kesepakatan dengan Hamas, ungkapnya. Kedua, Agresi tersebut telah menimbulkan sedikitnya perpecahan antara negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab, bahkan tak sedikit diatara mereka malah saling menuduh dan menyalahkan. Ketiga, walaupun PBB berhasil membujuk Israel dan Palestina untuk melaksanakan Gencatan senjata, sebaliknya Amerika dan Israel membujuk PBB untuk menurunkan pasukan keamanan-nya menjaga masuknya persenjataan ke Jalur Gaza, kejadian ini secara otomatis akan menyulitkan para pejuang Hamas untuk memperoleh bantuan senjata. Sebaliknya dengan Israel, mereka tetap leluasa mendapatkan bantuan senjata dari sekutunya Amerika selama kesepakatan gencatan senjata berlangsung. Walahua'lam
Read more...